Network
ZONA SURABAYA RAYA - Februari banyak dikatakan sebagai bulan merah jambu karena terdapat peringatan hari kasih sayang yang selalu diperingati pada 14 Februari.
Saat momen tersebut biasanya banyak pasangan yang akan saling memberikan hadiah atau sekedar mengungkapkan rasa kasih sayang.
Menyambut hari kasih sayang atau Valentine empat mahasiswa semester 6 Program Studi Fashion Product Desain and Business (FPD) yakni Gwyneth Patricia, Devine Adriella, Michella Jovita, Angeline Lesmana membuat karya fashion dengan tema Valentine. Uniknya jika biasanya Valentine identik dengan warna Pink, ke-empat mahasiswa ini justru menjatuhan pilihan warna merah dan hitam.
Marini Yunita Tansil, B.Com.Des., M.Fashion selaku Kepala Program Studi FPD UC memaparkan keunikan ini karena mahasiswanya ingin menyampaikan pesan khusus bagi rekan-rekan sebayanya.
Baca Juga: Peringatan Hari PETA Bersamaan Dengan Valentine, 5 Twibbon ini Menarik Ramaikan Media Sosial Anda
Mariji mengatakan bahwa Valentine Day dikenal sebagai hari kasih sayang, sehingga yang terbayang pasti semua yang indah. Namun ternyata banyak kemungkinan terjadi selain itu.
“Ada kalanya indah yang dibayangkan tidak terjadi sehingga muncul sedih dan kecewa. Nah desain ini ingin mendorong untuk survive dari kekecewaan yang terjadi,” kata Marini.
Sementara itu secara lebih detail, Devine mewakili teman-temannya memaparkan terkait dengan konsep desainnya bahwa kisah percintaan seseorang tidak selalu berjalan mulus seperti yang diharapkan.
Dirinya mengatakan bahwa dalam suatu hubungan, ada kalanya seseorang merasa sangat sedih karena harus menghadapi banyak permasalahan yang berujung pada berakhirnya kisah percintaan yang sudah dirajut sekian lama.
Baca Juga: Pohon Natal 1000 Buku Entrepreneur Setinggi 5 Meter Tampil di Universitas Ciputra Surabaya
“Walau menyakitkan, perlu diketahui bahwa hal tersebut bukanlah akhir dr segalanya tp hanya awal dari kebahagiaan yg tertunda. Jadi tidak boleh putus asa,” kata Devine.
Tema yang diterapkan dari 4 desain baju ini adalah *ADAPT* yang berasal dari kata adaptation yang artinya setiap manusia harus bisa beradaptasi untuk meraih kebahagiaan.
Dijelaskan Devine, meski harus tidak sejalan dengan kemauan maupun ekspektasi kita.
Emosi cemas dan takut sangatlah wajar dalam proses meraih sebuah kebahagiaan, namun disana-lah esensi dari sebuah kasih.
Kita diberi pilihan untuk membantu orang-orang yang berada di sekitar kita agar merasakan kasih sayang. Dengan demikian, kita dapat menyempurnakan diri dengan beradaptasi dengan segala emosi negatif maupun positif dalam kehidupan ini melalui cinta yang kita berikan.
“As the famous saying goes Love heals all wounds and removes all obstacle,” imbuh Devine.
Mengenai desain kostumnya, bahan yang digunakan mayoritas menggunakan kain satin, sifon dan tile, dilengkapi dengan detail ornamen seperti embroiderry, tassle dan beading serta teknik distress.
Dari pilihan bahan tersebut, desain menonjolkan sisi elegan dan glamour.
Gwen dan tim mengakui bahwa dalam pengerjaan menemui kesuliatas seperti saat menambahkan ornament-ormanen yang dikerjakan secara manual. Total waktu yang dibutuhkan dalam mengerjakan desain ini adalah 4 bulan.
Gwyneth dan tim mengaku bahwa mereka sangat prihatin dengan banyaknya berita remaja yang putus asa karena putus cinta, bahkan tidak sedikit yang melakukan Tindakan yang konyol seperti menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.
“Harapan saya, remaja dan anak-anak muda mampu beradaptasi dengan kondisi yang buruk sekalipun, survive, bahkan mampu menyikapi dengan baik,” terang Gwyneth.
Senada dengan Gwyneth, Marini juga berharap bahwa melalui karya mahasiswa bisa memberikan dampak positif bagi remaja khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Karya yang dibuat selama 4 bulan ini seakrang dipamerkan di ruang display UC Tower Universitas Ciputra.***
