Bagaimana Niat Puasa Nisfu Syaban Sekalian Ganti Puasa Ramadhan? Simak Selengkapnya!

24 Februari 2024, 18:50 WIB
Buya Yahya, simak 8 amalan Malam Nisfu Syaban menurut ulama asal Cirebon, Jawa Barat. /Instagram @albahjahtv/

ZONA SURABAYA RAYA - Bulan Syaban merupakan bulan yang memiliki banyak keutamaan dan keberkahan. Umat muslim disarankan untuk tidak melewatkan kesempatan untuk mempersiapkan diri dan mengamalkan berbagai ibadah di bulan ini.

Salah satu ibadah yang dianjurkan adalah puasa Nisfu Syaban, yaitu puasa pada tanggal 15 Syaban. Puasa ini memiliki banyak keistimewaan, salah satunya adalah mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Bagi mereka yang masih memiliki utang puasa Ramadhan, puasa Nisfu Syaban dapat menjadi kesempatan untuk menunaikannya sekaligus. Dengan demikian, mereka dapat mengoptimalkan waktu dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Emas Antam Naik atau Turun? Cek Harga Emas Hari Ini di Sini

Saat ini, umat muslim sedang berada di Bulan Syaban. Malam Nisfu Syaban 2024 atau 15 Syaban 1445 Hijriah jatuh pada Sabtu, 24 Februari 2024 malam hingga Minggu, 25 Februari 2024 malam. Maka, puasa Nisfu Syaban dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Februari 2024.

Puasa Ramadhan sendiri akan dimulai pada pertengahan bulan Maret. Menurut penetapan PP Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1445 Hijriah bertepatan dengan Senin, 11 Maret 2024. Sementara itu, pemerintah dan NU masih belum menetapkan kapan 1 Ramadhan 2024.

Pada malam Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, seperti shalat, baca Al-Quran, zikir, doa, dan istighfar. Malam ini dipercaya sebagai malam yang istimewa, di mana Allah SWT memberikan rahmat dan ampunan kepada hamba-hamba-Nya yang berdoa dan bertaubat.

Puasa Nisfu Syaban termasuk puasa sunnah, yaitu puasa yang dilakukan atas dasar keinginan dan kemauan sendiri, tanpa ada kewajiban atau anjuran yang kuat dari syariat. Lalu, bagaimana hukumnya jika seseorang yang masih memiliki utang puasa Ramadhan melakukan puasa sunnah ini?

Buya Yahya, seorang ulama dan pendiri Pondok Pesantren Al-Bahjah, menjelaskan bahwa qadha puasa Ramadhan dapat dilakukan kapan saja, tanpa batasan waktu tertentu. Jika seseorang melakukan qadha puasa Ramadhan pada hari-hari yang juga merupakan puasa sunnah, maka ia akan mendapatkan pahala ganda, yaitu pahala qadha dan pahala puasa sunnah.

“Jika qadha puasa wajib dipilih pada waktu puasa sunnah maka Anda pun saat itu mendapatkan pahala sunnah,” ujar Buya Yahya, seperti dikutip dari kanal Youtube Al-Bahjah TV.

Buya Yahya menambahkan, jika seseorang melakukan qadha puasa Ramadhan pada hari Kamis, misalnya, maka ia akan mendapatkan pahala qadha dan pahala puasa Senin Kamis. Hal ini juga berlaku untuk puasa Nisfu Syaban 2024. Karena puasa Nisfu Syaban bersifat sunnah, maka orang yang melakukan qadha puasa Ramadhan pada hari itu akan mendapatkan dua pahala sekaligus.

Namun, Buya Yahya menyarankan agar seseorang yang tidak mengetahui pasti jumlah utang puasanya untuk memastikan terlebih dahulu. Jika tidak, ia akan merasa waswas dan tidak yakin apakah utang puasanya sudah lunas atau belum.

Baca Juga: Teladan Ramadhan: Kegigihan Murid Imam Ahmad Hambali dalam Menuntut Ilmu Patut Ditiru

“Dia tidak ngerti sudah cukup atau belum, maka paling enak dia duduk sebentar untuk memperkirakan utang puasanya,” kata Buya Yahya.

Cara menghitungnya, menurut Buya Yahya, adalah dengan menghitung sejak seseorang sudah baligh, yaitu sudah dewasa secara syariat. Bagi perempuan, tanda balighnya adalah mengalami menstruasi pertama kali.

Misalnya, seseorang baligh pada usia 14 tahun dan sekarang berusia 30 tahun, maka selisihnya adalah 16 tahun. Jika setiap tahun ia tidak berpuasa maksimal 15 hari, maka hitungannya adalah 16 x 15 hari = 240 hari. Jadi, utang puasanya kira-kira 240 hari.

“Setelah dihitung dicatat dan dibayar yang sudah diperkirakan itu, setelah itu boleh dicicil sesampainya dengan puasa sunnah, hal ini menghindari waswas,” tutur Buya Yahya.

Selain itu, Buya Yahya juga mengingatkan agar seseorang tidak melakukan puasa sunnah sebelum melunasi utang puasa wajib yang ditinggalkan. Hal ini sesuai dengan kaidah Islam yang mengutamakan kewajiban daripada sunnah.

“Selagi masih punya utang jangan puasa sunnah dulu, lebih bagus bayar utang, apalagi utang karena bandel wajib didahulukan utang dulu,” tegas Buya Yahya.

Berikut ini adalah bacaan niat untuk puasa qadha dan puasa sunnah:

Baca Juga: Malam Lailatul Qadar Datang di Ramadhan 2023, Lakukan 5 Amalan dan Doa Ini untuk Mengubah Takdir mu

1. Qadha Puasa Ramadhan

Berikut bacaan niat qadha puasa

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.

2. Puasa Nisfu Sya’ban

Bacaan Niat Puasa Nisfu Sya’ban

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa’i sunnati Sya’bana lillaahi ta’aalaa

Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syaban esok hari karena Allah Ta’ala.

Demikian informasi seputar Bagaimana Niat Puasa Nisfu Syaban Sekalian Ganti Puasa Ramadhan? Semoga bermanfaat. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: YouTube Al - Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler