Sedangkan untuk persentasenya penduduk miskin Jawa Timur turun 0,14 persen poin dari 10,49 persen pada September 2022 menjadi 10,35 persen pada Maret 2023.
"Ini artinya upaya percepatan pemulihan ekonomi yang kita lakukan selama ini disaat maupun pasca pandemi covid 19 telah berdampak terhadap perbaikan kesejahteraan masyarakat yang ada dilapisan bawah,"ungu Khofifah.
Selain itu, dengan banyaknya Program yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, juga mempengaruhi turunnya angka kemiskinan di Jatim.
"Seperti peningkatan pendapatan penduduk miskin yang melalui kegiatan usaha ekonomi produktif yang didukung permodalan UMKM,"sebut Khofifah.
Karena, hingga triwulan I 2023 terjadi peningkatan sebesar 31,93 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 31,64 persen.
"Beberapa program untuk mendukung UMKM diantaranya Prokesra. KUR, dagulir serta fasilitasi pembiayaan lainnya,"terang Ketua Umum PP Muslimat NU ini.
Baca Juga: Baca Sampai Selesai, Pemkot Surabaya Bakal Lakukan Pendataan Ulang Warga Miskin Penerima PBI-JK
Disisi lain, melalui Prokesra (Program Kesejahteraan) dengan memberikan subsidi bunga. Sehingga, pelaku usaha mikro hanya menanggung beban bunga pinjaman 3 persen saja untuk pertahunnya.