7 Tahun Lumpuh, Bocah Yatim Piatu di Probolinggo Ini Alami Gizi Buruk Butuh Uluran Tangan

- 24 Februari 2022, 21:31 WIB
Rifka Dina Aulia hanya bisa berbaring di atas ranjang bersama neneknya, karena lumpuh dan alami Gizi Buruk. /ZONA Surabaya Raya/bima.
Rifka Dina Aulia hanya bisa berbaring di atas ranjang bersama neneknya, karena lumpuh dan alami Gizi Buruk. /ZONA Surabaya Raya/bima. /
 
ZONA SURABAYA RAYA - Seorang bocah berusia 7 tahun, di Desa Sindetlami Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo, mengalami gizi buruk dan lumpuh.
 
Setiap harinya, bocah bernama Rifka Dina Aulia tersebut, hanya terbujur ditempat tidurnya.
 
Bocah yang tinggal dirumah semi permanen itu bersama neneknya yaitu, Suto Sari (69).
 
Saat ini, bocah tersebut butuh uluran tangan. Sebab, dia tidak bisa jalan seperti bocah pada umumnya.
 
"Sudah sejak lahir sudah tidak normal kondisinya, lahirnya prematur dengan berat hanya 1,1 kilogram saat lahir dulu," jelas Salehuddin (36) paman bocah itu, Kamis 24 Februari 2022.
 
 
Menurutnya, dengan kondisi gizi buruk dan lumpuh, Dina panggilan bocah itu hanya bisa berbaring di atas ranjang yang terbuat dari bambu.
 
"Ya kondisinya seperti sekarang ini, tidak bisa jalan. Setiap harinya hanya minum susu saja," ungkapnya.
 
Saleh menceritakan, sejak usia 8 bulan, Dina sudah menjadi yatim setelah ibunya yaitu, Babur Rahma (30) meninggal dunia. 
 
Namun, selang dua bulan, ayahnya yaitu Hasan (32), juga meninggal dunia. Sehingga,  Dina menjadi yatim-piatu dengan kondisi fisik lumpuh.
 
"Bapak kandungnya namanya Hasan, warga Desa Betek Taman, Kecamatan Gading, juga sudah meninggal dunia. Dia meninggal dunia setelah pisah dengan adik saya, belum genap setahun lalu adik saya meninggal," ungkapnya.
 
Semenjak itulah, lanjutnya, kondisi Dina memprihatinkan. Disamping ditinggal meninggal orang tuannya, kondisi ekonomi yang kekurangan.
 
"Sebenarnya ada Kartu Indonesia Sehat (KIS), namun kami tidak bisa dipakai, karena kami tidak tahu cara mengurusnya. Jadi untuk perawatan Dina, hanya sebatas di bidan desa saja, paling banter di Puskesmas Besuk," tutur Salehuddin.
 
Sementara, Sekretaris Desa (Sekdes) Sindetlami, Jamaluddin mengatakan, Dina sejatinya sudah dapat masuk dalam program bantuan bagi disabilitas dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Biasanya, bantuan cair setiap 3 bulan sekali.
 
 
"Satu bulan itu Rp 300 ribu, tapi dicairkan ketika 3 bulan sekali jadi Rp 900 ribu. Untuk tahun 2022 ini, masih belum dapat karena belum genap 3 bulan, bantuan diserahkan secara tunai kepada yang bersangkutan," ungkap Jamal.
 
Selain bantuan tersebut, lanjut Jamal, Pemerintah Desa (Pemdes) Sindetlami melalui bidan desa sering memantau kondisi kesehatan Dina sembari memberikan arahan terkait pola makan.
 
"Kami dari pihak desa sebenarnya sudah berusaha untuk kesembuhan, tapi tetap kendala utama ada di ekonomi," klaim Jamal. ***

Editor: Timothy Lie


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x