Dua Orang Meninggal Dunia Akibat Serangan DBD di Kabupaten Probolinggo

- 3 Februari 2022, 09:30 WIB
Kasus dua orang meninggal dunia akibat serangan DBD di Kabupaten Probolinggo. Dinkes setempat imbau gerakan 3M. Sampah di Desa Kalisalam Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, mulai diangkut oleh DLH.
Kasus dua orang meninggal dunia akibat serangan DBD di Kabupaten Probolinggo. Dinkes setempat imbau gerakan 3M. Sampah di Desa Kalisalam Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, mulai diangkut oleh DLH. /ZONA Surabaya Raya/bima

ZONA SURABAYA RAYA - Dua orang meninggal dunia akibat serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo. Mereka yang meninggal dunia selama bulan Januari 2022.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo Mujoko mengatakan dua kasus kematian akibat DBD ini sudah termasuk cukup tinggi. Sebab seharusnya tidak boleh ada kasus kematian karena DBD.

“Apalagi saat ini sudah zaman now. Tentunya upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah kasus DBD ini sudah sangat maksimal. Teman-teman di lapangan sudah sangat massif melakukan upaya pencegahan kasus DBD. Namun kembali lagi kepada gerakan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan,” katanya Kamis, 3 Februari 2022.

Terkait dengan DBD ini jelas Mujoko, tentu semua harus tetap waspada walaupun masih dalam penanganan Covid-19. DBD ini perlu penanganan secara cepat dan diagnosanya hampir mirip-mirip dengan Covid-19 gejala awalnya.

Baca Juga: Komisi III DPRD Kabupaten Probolinggo Pertanyakan Tugas DLH yang Tak Bersihkan Sampah di Dringu

“Kewaspadaan tinggi dari para petugas yang ada di lapangan khususnya betul-betul harus dilakukan. Sebab penanganan DBD pada prinsipnya kalau kasus ditemukan ditangani dengan cepat maka juga bisa sembuh dengan cepat. Tetapi kalau terlambat juga tentu resiko akan terjadi lebih buruk,” jelasnya.

Menurut Mujoko, upaya-upaya yang dilakukan saat ini terkait dengan kasus DBD yang dilakukan dan diagnosa betul-betul positif maka dilakukan fogging sebagaimana biasa dengan radius 100 meter dari titik kejadian DBD. Selain itu upaya 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) terkait dengan gerakan masyarakat juga terus digalakkan.

“Satu kasuspun akan difogging dengan catatan betul-betul diagnosa DBD. Di sisi lain gerakan masyarakat berupa 3M meliputi Menguras, Menutup dan Mengubur tetap harus digalakkan. Karena fogging itu hanya membunuh nyamuk terbang dan jentik akan mati kalau kita lakukan dengan 3M tadi plus abatesasi,” terangnya.

Mujoko menegaskan kecenderungan kasus DBD naik ada karena situasi musimnya lagi musim hujan. Terlebih lagi sekarang dijumpai cukup banyak tumpukan sampah yang memicu genangan air dan selokan-selokan yang mampet. Hal ini bisa menjadi sumber dari naiknya kasus DBD.

Baca Juga: Awas, Demam Berdarah Mengintai Kabupaten Probolinggo Sudah Ada 17 Kasus

Halaman:

Editor: Julian Romadhon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x