Network
ZONA SURABAYA RAYA - Jawa Timur selalu menyuguhkan panorama yang memanjakan mata para wisatawan dengan keindahan alamnya. Tidak jauh dari kota Surabaya ada banyak pilihan wisata yang menarik dikunjungi.
Begitu juga beberapa Coban (air terjun) yang terletak di wilayah Prigen, Pasuruan.
Coban yang satu ini cukup menantang bagi traveler yang suka adventure.
Perlu diketehui, tidak seperti Coban pada umumnya yang sudah mempunyai nama. Coban yang satu ini tidak mempunyai nama, letaknya tidak jauh dari aliran Coban Sekuti masih dalam kawasan Prigen.
Ketinggiannya mencapai kurang lebih 50 meter. Akses menuju Coban tidak mudah ditempuh. Membuat adrenaline makin terpacu.
Melintasi perkebunan kopi, durian, apukat dan pisang. Namun lebih banyak kebun kopi dan semua perkebunan itu milik warga setempat. Setelah melintas perkebunan, nantinya akan melewati sungai aliran Coban yang sangat indan dengan jalur ekstrimnya.
Tracknya pun cukup menantang, melewati batu besar maupun material batu kecil. Jika salah melangkah saja kaki akan tergelincir.
Yang membuat menarik perjalanan ini salah satunya di tengah sebelum menuju Coban, ada tebing dikanan kiri membuat udara makin sejuk belum lagi mata air yang jatuh melalui tebing.
Tetesan air ini dapat diminum jika wisawatan ingin merasakan sumber mata air pegunungan. Tidak jauh dari tebing, sumber mata air sudah terlihat.
Dan finishnya adalah kubangan kecil tempat menampung air terjun menjadi pemandangan yang cukup menyegarkan. Pengunjung dapat menikmati keindahan air terjun. Sambil menikmati kopi maupun kudapan.
Tidak banyak yang tahu dengan adanya air terjun ini, hanya sekitar penduduk desa setempat yang berkunjung itupun tidak lebih dari 5 orang. Karena aksesnya benar cukup sulit.
Namun wisata air terjun ini mulai diperkenalkan publik, tidak lain Anadji Adventure membawa timnya untuk explore Coban tanpa nama ini.
Hamida Soetadji Owner Anadji Adventure, mengatakan, selama tiga bulan kedepan kami mencoba untuk membuka walking track Coban, tentunya dengan alat pendakian yang cukup mumpuni.
"Seperti karmantel dan webbing peserta wajib menggunakan dan kami menggunakan lokal guide pemuda setempat, " kata Hamida, melalui pesan singkatnya, Surabaya, Jawa Timur, Selasa 19 Oktober 2021.
"Wajib menggunakan alat pendakian karena ada satu jalan melewati batu semacam tebing dan pohon" tambahnya.
Pihak Anadji bekerjasama dengan pemuda setempat yang kebetulan membuka cafe camp sekaligus dijadikan base camp walking track.
Tidak hanya itu saja bekerjasama dengan SDM lokal ini tidak lain untuk menambah pendapatan warga setempat. Selain itu kearifan lokal tetap dijaga dengan menyuguhkan hasil bumi penduduk setempat.
"Kami tidak meninggalkan nilai nilai lokal yang harus tetap dijaga, "tutur Hamida.***
