Ritual Suro, Warga Probolinggo Gelar Tolak Bala

15 Agustus 2022, 01:15 WIB
Ritual Suro di Kabupaten Probolinggo, Insert Foto Keluarga Besar Samse. /Zona Surabaya Raya /Ahmad Saifullah /

ZONA SURABAYA RAYA - Ritual Suro dilakukan oleh seseorang warga di Desa Dringu Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, Minggu 14 Agustus 2022.

Ritual Suro ini digelar, untuk mengusir segala wabah penyakit yang berlarut-larut di Kabupaten Probolinggo utamanya bumi pertiwi.

Pantauan Zona Surabaya Raya (Pikiran Rakyat Media Network), mengusir wabah ini dilakukan dengan cara keliling Desa Dringu Kabupaten Probolinggo.

Saat keliling desa, diikuti oleh tarian-tarian yang diperankan Reog Ponorogo dan naga serta diiringi musik tradisional hingga ke perempat jalan di desa Dringu Kabupaten Probolinggo.

Baca Juga: Ada Apa dengan Malam 1 Suro? Malam paling Keramat dalam Masyarakat Jawa

Namun, sebelum keliling desa, tokoh masyakarat setempat Samse membacakan mantra terlebih dahulu.

Suara pecut dan aroma kemenyan terus terasa, sambil berdoa bersama untuk memunajatkan kepada sang pencipta.

Baca Juga: Amalan dan Doa Tolak Bala Tahun Baru Jawa 1 Suro dan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H

Ratusan warga yang menonton atraksi ritual Suro mengusir wabah inipun banyak mengabadikan menggunakan kamera handphonenya.

Tak sekali-kali mereka jeprat-jepret mengabdikan momen antraksi Reog Ponorogo yang dilakukan di Dusun Krajan Desa Dringu Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo ini.

Terlebih ketika penari Reog yang mengalami kesurupan untuk mengganti reog lainnya.

Selain itu, menjelang di akhir atraksi, banyak anak-anak yang naik ke atas reog dan sambil mengikuti musik tradisional yang dimainkan diacara ritual Suro itu.

"Ritual Suro ini dilakukan untuk mengusir segala macam penyakit yang di Desa Dringu dan Kabupaten Probolinggo serta Indonesia,"paparnya.

Ritual ini masih kata Samse sengaja digelar setiap tahunnya. Apalagi, saat ini sedang terjadi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

"Alhamdulillah, sebelum PMK da Corona dan saat ini Corona sudah mulai landai. Semoga tidak kembali lagi ke Indonesia ini,"paparnya.

Ditambahkan Samse, kalau pihaknya memang sengaja mendatangkan kesenian Reog Ponorogo ini, karena kesenian Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) milik Indonesia.

Sementara itu pemilik tarian Kesenian Reog Ponorogo Heru mengatakan, ritual Suro yang dilakukan ini membawa 40 lebih para seni.

"Ada sekitar 40 lebih yang kita bawa. Ini sebagai untuk menyemarakkan serta mensukseskan ritual Suro yang dilakukan oleh Gus Samse,"paparnya.

Namun sebelum dilakukan Ritual Suro, Samse yang dikenal dengan tokoh Spiritual ini melakukan khataman Alquran serta menyantuni puluhan anak yatim pada 10 Muharram 1444 Hijriah.***

Editor: Rangga Putra

Tags

Terkini

Terpopuler