Penjual Daging di Probolinggo Menjerit Dampak PMK

6 Juli 2022, 08:50 WIB
Penjual Daging Sapi di Pasar Besuk Kabupaten Probolinggo saat curhat pada Wakil Ketua DPRD Propinsi Jawa Timur Anwar Sadad, /Zona Surabaya Raya /Ahmad Saifullah. /

ZONA SURABAYA RAYA - Penjual Daging Sapi di Probolinggo menjerit, dengan adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Penjual Daging Sapi yang menjerit akibat jualannya tidak laku itu ialah Tony, di Pasar Besuk, Kabupaten Probolinggo.

Pria asal Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo ini mengaku hampir setiap hari tidak mendapatkan penghasilan sama sekali.

"Sejak PMK ini mewabah, dagangan sudah mulai sepi. Bukan hanya saya, pedagang lainnya pun sama. Kurang lebih, 1,5 bulanan kami mengalami nasib seperti ini," kata Tony, Selasa 5 Juli 2022.

 Baca Juga: Penjual Daging Sapi di Probolinggo Menjerit Merugi, Pedagang: Tolong Pak!

Menurutnya, sebelum adanya PMK omzet sampai Rp 6 juta perhari dari hasil jualan daging.

Namun, semenjak adanya PMK, bisa mendapatkan uang untuk membeli bensin pulang-pergi ke pasar saja.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Ribuan Ekor Sapi di Probolinggo Divaksin PMK

"Hari ini saya cuma dapat Rp 30.000, pedagang sapi sekarang benar-benar menangis. Uang itu saya dapat dari jualan daging gaji. Selama ini saya menjual dengan harga normal dan saya pastikan daging sapi yang dijual adalah daging sehat," tutur Tony.

Sepinya pelanggan terjadi, karena masyarakat takut untuk mengkonsumsi daging. Padahal, daging sapi aman dikonsumsi asalkan disembelih dengan benar.

"Saya harap, wabah PMK ini cepat berlalu. Banyak pedagang daging yang kebingungan mengatasi hal ini. Tak sedikit juga yang beralih profesi," harap Tony.

Pedagang lainnya, Yum, penjual bakso di area Pasar Besuk juga mengaku mengalami dampak dari PMK.

"Saya biasa jualan bakso di sini. Semenjak adanya PMK, dagangan mulai sepi dan saya memutuskan untuk beralih profesi jadi penjual pisang dan kacang panjang," jelas Yum.

Menanggapi keluhan para pedagang daging, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Anwar Sadad menjelaskan, dampak PMK ini memang luar biasa.

Ekonomi masyarakat pun juga ikut terdampak akibat Wabah PMK ini.

"Bukan hanya pedagang daging sapi saja. Bisa kita lihat di kalangan masyarakat saat ini, mereka takut mengkonsumsi setiap olahan yang di dalamnya terdapat bahan dasar daging khususnya sapi,"jelas Sadad.

Sadad menegaskan, sebelumnya pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menberikan solusi kepada para peternak untuk mengatasi hal ini.

Menurut Sadad, banyak kebijakan yang baik dari pemerintah akan tetapi kurang dibutuhkan oleh masyarakat. Pemberian vaksin kepada sapi yang sudah terlanjur terkena PMK dirasa kurang cukup untuk mengatasi hal ini.

"Pemerintah perlu memberikan akses makan konsentrat yang berprotein tinggi untuk membantu proses pemulihan ternak. Selain itu, pemerintah juga bisa menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) untuk permasalahan PMK ini,"pungkasnya. ***

Editor: Rangga Putra

Tags

Terkini

Terpopuler