ZONA SURABAYA RAYA - Bocah malang berusia tujuh tahun akhirnya meninggal dengan tragis, setelah dibanting 27 kali dalam kelas judo.
Kejadian memilukan di Taiwan ini ketahui terjadi pada April lalu, di mana bocah malang tersebut menderita pendarahan otak parah ketika dalam kelas. Saat itu dia dijadikan obyek latihan pelatih dan teman-temannya.
Anak yang tidak disebutkan namanya itu kemudian koma dan harus mendapat bantuan pernapasan sebelum dinyatakan meninggal.
Dilansir dari media Taiwan, memberitakan bahwa orangtua bocah tujuh tahun itu memutuskan mencabut alat penopang hidupnya setelah dirawat selama 70 hari.
Baca Juga: Tangkap Bocah Mencuri di Tokonya, Sikap Karyawati Bikin Warganet Bereaksi
Pelatih judo korban, berumur sekitar 60-an, ditangkap dan dijerat pasal penyerangan fisik yang membuat seseorang terluka.
Selain itu dilansir juga dari Taipei Times, Senin 4 Juli 2022, si pelatih juga dituding menggunakan anak kecil untuk berbuat kejahatan.
Si pelatih yang disebut bermarga Ho itu dibebaskan setelah membayar jaminan 100.000 dollar Taiwan (Rp52 juta).
Tragedi tersebut bermula ketika korban datang ke kelas judo pada 21 April ditemani pamannya, yang merekam kejadian brutal tersebut.
Baca Juga: Bergaya Freestyle Saat Naik Motor Bocah di Bawah Umur Kehilangan Nyawa Hantam Trotoar
Sementara diilansir dari BBC, dalam video menunjukkan anak kecil itu dibanting beberapa kali oleh para seniornya.
Dia sempat terdengar berteriak. Namun, pelatihnya berteriak menyuruhnya untuk berdiri dan melanjutkan latihan.
Pada akhirnya, pelatih Ho membantunya berdiri sebelum membantingnya. Bocah tersebut pada akhirnya pingsan.
Saat itu, keluarga korban mengungkapkan Ho memberi tahu mereka bahwa korban berpura-pura tidak sadar.
Baca Juga: Mirip SHERK Legenda Munculnya Bocah Berbadan Hijau di Inggris
Saat video itu beredar, terdapat pertanyaan mengapa paman korban tidak sampai mengintervensi keponakannya.
Namun pakar menyatakan, terdapat budaya hormat, di mana mereka menerima otoritas pelatih apa pun yang terjadi.
Kepada awak media lokal, ibu korban mengaku histeris dengan kejadian yang menimpa putranya. Apalagi diketahui Ho tak punya lisensi melatih.
Kemudian pada Selasa, 29 Juni pukul 21.00 waktu setempat, Rumah Sakit Fengyuan mengumumkan tekanan darah dan denyut jantung korban menurun.
Baca Juga: Bocah TK Menenggak Miras Saat Jam Istirahat, Kok Bisa?
Setelah berbicara dengan keluarga korban, para dokter memutuskan untuk mencabut alat penopang hidupnya.***