Banyak Warga Filipina Tolak Divaksin COVID-19, Presiden Duterte: Silahkan Pilih, Vaksin atau Penjara

- 22 Juni 2021, 19:49 WIB
Banyak Tidak Mau Divaksin Corona, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Murka, Ancam Warganya Dipenjara
Banyak Tidak Mau Divaksin Corona, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Murka, Ancam Warganya Dipenjara /instagram.com/rodrigoduterteofficial/

ZONA SURABAYA RAYA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam bakal memenjarakan warga yang menolak untuk divaksin COVID-19.

Soalnya, Filipina saat ini juga mengalami jumlah kasus COVID-19 yang tak kalah beratnya dengan lebih dari 1,3 juta kasus dan 23.000 kematian.

"Anda pilih, vaksin atau saya akan menjebloskan anda ke penjara," kata Duterte melalui pidato Selasa, 22 Juni 2021.

Baca Juga: Bank Jatim Siapkan 8 Layanan Publik di Kota Mojokerto

Hal itu terpaksa Duterte tempuh menyusul laporan rendahnya pendaftar vaksinasi di sejumlah lokasi di ibu kota Manila.

Pernyataan Duterte bertentangan dengan pejabat pemerintah yang mengatakan, meski masyarakat diminta untuk bersedia divaksin, namun itu bersifat sukarela.

"Jangan salah paham, terjadi krisis di negara ini," kata Duterte. "Saya hanya jengkel dengan warga Filipina yang tidak mengindahkan pemerintah."

Hingga 20 Juni, otoritas Filipina telah menyuntikkan dosis lengkap kepada 2,1 juta orang, memperlambat progres menuju target pemerintah untuk memvaksin hingga 70 juta orang tahun ini. Tercatat 110 juta penduduk di negara Asia Tenggara tersebut.

Duterte, yang dikritik atas pendekatan tegas dalam menangani pandemi, mendukung keputusannya untuk tidak membuka sekolah kembali.

Baca Juga: Selama Bulan Mei Kebutuhan Pembiayaan Meningkat, Pinjaman Dari Perusahaan Induk Terindikasi Menurun

Selama pidato, Presiden Duterte juga mengecam Mahkamah Pidana Internasional (ICC), setelah seorang jaksa ICC mengupayakan izin dari pengadilan untuk penyelidikan penuh terhadap pembunuhan perang narkoba di Filipina.

Duterte, yang pada Maret 2018 membatalkan keanggotaan Filipina dalam pakta pendirian ICC, menegaskan lagi bahwa dirinya tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan tersebut. Ia menyebut ICC "omong kosong".

"Mengapa saya membela atau menghadapi tuduhan di hadapan orang kulit putih. Anda pasti sudah gila," ucap Duterte, yang setelah mendapatkan kursi kepresidenan pada 2016 melancarkan kampanye antinarkoba, yang menewaskan ribuan orang. ***

Editor: Gita Puspa Ningrum

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah