ZONA SURABAYA RAYA - Jangan asal memutuskan untuk mengganti kebiasaan makan yang telah sesuai dengan kesehatan dan asupan gizi.
Zhanna Samsonova, influencer vegan asal Rusia meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Malaysia.
Influencer asal Negeri Beruang Merah tersebut meninggal pada Jumat 21 Juli lalu diduga karena kelaparan.
Kelaparan tersebut bukan karena kekurangan makanan, namun karena dirinya hanya mengonsumsi buah dan sayuran mentah yang ekstrem yang dilakukannya selama 10 tahun terakhir.
Baca Juga: Gandeng Startup Energi Terbarukan Xurya, Jacobis Tandai Langkah Nyata dalam Program Ramah Lingkungan
Bahkan, disebutkan bahwa 7 tahun belakangan, Samsonova berhenti minum air putih dan menggantinya dengan jus buah sebagai sumber cairannya.
Tak hanya itu, Samsonova disebut hanya makan nangka dan durian besar selama beberapa tahun terakhir.
Penyebab resmi kematiannya belum diumumkan tetapi ibunya yakin dia meninggal karena infeksi seperti kolera.
Dilansir dari World of Buzz, Samsonova sendiri sudah lama tinggal di Malaysia dan secara terang-terangan mengakui kalau ia hanya makan buah-buah eksotis di Malaysia.
Baca Juga: Resmi Dibuka, Booth Astra Financial Hadirkan Solusi Layanan Keuangan di GIIAS 2023
Namun ternyata, mengkonsumsi makanan di atas membuat banyak orang berspekulasi kalau itu adalah penyebab kematiannya.
Salah seorang temannya mengatakan bahwa penampilan Samsonova belakangan tampak menyedihkan.
Dia terlihat sangat kurus bahkan Samsonova pernah terlihat di Sri Lanka dengan kondisi kelelahan dengan kaki yang membengkak serta mengeluarkan getah bening.
"Kakinya bengkak, sungguh menakjubkan dia masih bisa bergerak. Saya pikir dia melakukan (diet) dengan rasa sakit," ujar seorang teman Samsonova, Olga Chernyaeva, dikutip dari Daily Mail, Kamis 10 Agustus 2023.
Baca Juga: Hari ini Hadir Patch MERDEKA, Mabar Free Fire Dijamin Makin Seru Nih!
Chernyaeva pun sempat menyarankan rekannya untuk berobat.
Akan tetapi Samsonova justru melarikan diri setelah sempat pulang. Chernyaeva meyakini bahwa Samsonova meninggal dunia setelah tidak berhasil mencari pengobatan.
“Saya tinggal satu lantai di atasnya dan setiap hari, saya takut menemukan mayatnya di pagi hari. Saya meyakinkan dia untuk berobat, tetapi dia tidak berhasil,” jelasnya.***