Berebut Tinggalkan Afganistan, Sejumlah Negara Bersedia Jadi Tempat Transit

22 Agustus 2021, 14:45 WIB
Tim Satgas TNI saat evakuasi dari Kabul, Afghanistan /Foto: Puspen TNI/

ZONA SURABAYA RAYA - Tingginya upaya warga Afganistan untuk meninggalkan negaranya pasca diduduki Milisi Taliban membuat situasi di Bandara Kabul chaos.

Melihat kondisi tersebut, Amerika Serikat tengah berusaha mengevakuasi ribuan orang dari Afghanistan menyusul keluarnya laporan meningkatnya pembalasan Taliban terhadap warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan pimpinan AS. Hal tersebutmemaksa kekuatan asing untuk mempercepat upaya evakuasi.

Namun dilain pihak, para pejabat mengatakan tidak ada penerbangan evakuasi yang meninggalkan Kabul selama hampir enam jam pada hari Jumat.

Tidak adanya penerbangan tersebut dikarenakan pesawat tidak mempunyai tempat tujuan akibat meluapnya pangkalan udara Al Udeid di Qatar, di mana telah menampung 8.000 pengungsi Afghanistan.

Baca Juga: Situasi Belum Kondusif, Menlu RI Pindahkan KBRI untuk Afganistan ke Pakistan

Dilansir ZonaSurabayaRaya.Pikiran-Rakyat.com dari aliansi transatlantik NATO, bahwa lebih dari 18.000 orang telah diterbangkan sejak gerilyawan Taliban merebut ibu kota Kabul.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan Bahrain, Denmark, Jerman, Italia, Kazakhstan, Kuwait, Qatar, Tajikistan, Turki, UEA, Inggris, dan Uzbekistan telah memulai atau akan segera memulai transit warga Amerika, atau dalam beberapa kondisi lainnya, melalui wilayah mereka.

Dikutip dari Reuters pada Minggu 22 Agustus 2021, Pemerintah AS mengatakan pada hari Jumat 20 Agustus 2020, bahwa sejumlah negara dari Eropa ke Timur Tengah dan Asia Tengah, mengizinkan wilayah mereka dijadikan tempat transit warga Amerika dan lainnya yang dievakuasi dari Kabul saat negara itu meningkatkan upaya evakuasinya dari Afghanistan.

Baca Juga: China Mainkan Afghanistan, Taliban Malah Gembira

Jerman dan negara-negara lain di Timur Tengah telah menyatakan setuju untuk menampung sementara orang-orang yang dievakuasi dari Kabul, menurut laporan yang dikonfirmasi dari Reuters, pada Sabtu 21 Agustus 2021.

Uni Emirat Arab setuju untuk menampung 5.000 pengungsi Afghanistan selama 10 hari dalam perjalanan mereka ke negara ketiga atas permintaan Amerika Serikat, kata kementerian luar negerinya.

Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan Washington telah bekerja secara agresif untuk mengamankan kesepakatan tambahan.

Masih dilansir dari Reuters, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Berlin setuju dengan Washington untuk melindungi sementara orang-orang di Pangkalan Udara Ramstein. Belum jelas negara Eropa mana yang akan terlibat, namun Pentagon mengatakan penerbangan pertama akan mendarat di Jerman pada Jumat malam.

Baca Juga: Taliban Kuasai Afghanistan, Warga Ceritakan Kejadian Mengerikan

"Dari perspektif militer, kami membutuhkan kapasitas tambahan, dan kami bersyukur bahwa negara lain akan membantu kami," ucap John Kirby selaku juru bicara Pentagon.***

Editor: Julian Romadhon

Tags

Terkini

Terpopuler