Google Doodle 22 April 2022 Ikut Rayakan Hari Bumi, Dampak dari Perubahan Iklim di Dunia

- 22 April 2022, 08:18 WIB
Google Doodle 22 April 2022 Ikut Rayakan Hari Bumi, Dampak dari Perubahan Iklim di Dunia
Google Doodle 22 April 2022 Ikut Rayakan Hari Bumi, Dampak dari Perubahan Iklim di Dunia /Google

ZONA SURABAYA RAYA – Dalam rangka menyambut Hari Bumi pada 22 April 2022, Google menampilkan doodle timelapse tentang perubahan iklim yang terjadi di empat sudut bumi.

Gambar timelapse yang disajikan google diambil dari perbandingan periode tahun 1986 sampai dengan tahun 2020.

Baca Juga: Ikuti Google Maps, Pengemudi Mobil Ini Dibuat Tersesat Hingga di Hutan Banyuwangi

Google Doodle dalam peringatan Hari Bumi 2022 ini memperlihatkan perbandingan wajah gletser yang terjadi pada gunung-gunung tertinggi di dunia.

Dilansir ZonaSurabayaRaya dari laman googledoodlesearthday pada Jumat 22 April 2022, terlihat sebuah gambar timelapse tentang perubahan iklim yang terjadi di empat sudut bumi.

Keempat tempat tersebut yang pertama merupakan Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika. Terlihat pada puncak gunung, luas area yang tertutup gletser terlihat semakin menyusut.

Gambar kedua menunjukkan menyusutnya area yang tertutup gletser di Sermersooq, Greenland pada rentang 2000 sampai 2020.

Baca Juga: Waspadai Serangan Siber, Google Beli Startup asal Israel Seharga Rp7,1 Triliun

Pada tempat ketiga yaitu di Great Barrier Reef Australia, dalam gambar timelapse tersebut terlihat perubahan warna koral tepatnya di Lizard Island Australia pada periode Maret sampai Mei 2016.

Sementara itu terlihat jelas hutan yang dihancurkan oleh serangan kumbang kulit kayu karena adanya kenaikan suhu dan kekeringan parah pada 1995 sampai 2020 di tempat keempat yaitu di Harz Forests, Elend, Jerman.

Tim PBB menjelaskan perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pergeseran tersebut mungkin bersifat alami.

Sejak periode 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak, dan gas).

Baca Juga: Viral di Google, Fenomena Hujan Meteor Geminid Terjadi di Indonesia

Pembakaran fosil tersebut dapat menghasilkan gas yang memerangkap panas.

Aktivitas yang dilakukan manusia juga mampu mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu yang dapat diperbandingkan.

Dalam hal ini komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah sebuah komposisi material atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang diantaranya terdiri dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya.

Pada dasarnya, Gas Rumah Kaca dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi tetap stabil. Akan tetapi, konsentrasi Gas Rumah kaca yang semakin meningkat membuat lapisan atmosfer semakin tebal.

Penebalan lapisan atmosfer tersebut menyebabkan jumlah panas bumi yang terperangkap di atmosfer bumi semakin banyak, sehingga mengakibatkan peningkatan suhu bumi, yang disebut dengan pemanasan global.***

Editor: Budi W

Sumber: Google Doodle Ditjen PPI KLHK


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah