Lelaki dalam mimpi itu nyata, ia berlari menuju tangga, kemudian melesat cepat lewat pintu belakang.
Aku terdiam, tak berani mengatakannya pada suamiku.
Kemudian, tubuh yang tadinya terasa begitu berat dan rasa lelah yang tak kunjung hilang itu, berangsur-angsur mulai terasa segar.
Rasanya belum pernah aku merasakan badanku sesegar itu. Mataku juga tidak lagi terasa berat, terang, jernih dan rasanya semua begitu cerah.
Suamiku teterlihat kelelahan, keringat membasahi baju dan wajahnya. Kemudian berjalan ke depanku, memeluk dan berkata,
"Ma, maafkan, mungkin selama ini papa kurang bisa bahagiakan mama, tapi papa sayang mama, jangan ijinkan apapun datang lagi, aku pasanganmu, bukan apapun atau siapapun."
Aku terdiam, sekilas tadi, lelaki itu terlihat sedih namun, aku lebih memilih suamiku. Maafkan aku.
Angin dingin berhembus menerpa tengkukku, lalu terdengar bisikan,
'Aku akan datang lagi.'***