Beredar di WhatsApp, Vaksin Covid-19 Berdampak Kematian dalam 2 Tahun, Cek Faktanya!

21 Juli 2021, 11:42 WIB
Ilustrasi beredar di WhatsApp, vaksin covid-19 berdampak kematian dalam 2 tahun, hoax atau fakta /Pixabay/Surprising_Shots/

ZONA SURABAYA RAYA - Di tengah kasus virus Corona yang belum mereda, beredar kabar mengenai vaksin Covid-19 yang berdampak kematian dalam dua tahun ke depan.

Kabar itu beredar melalui pesan berantai di WhatsApp (WA). Dalam pesan itu disebutkan semua orang yang divaksinasi Covid-19 akan meninggal dalam dua tahun.

Pesan tersebut disertai tautan www.lifesitenews.com yang merujuk berita berjudul Nobel Prize Winner: Mass COVID vaccination an ‘unacceptable mistake’.

"BREAKING NEWS: Semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun," demikian narasi awal dalam pesan yang beredar di WhatsApp dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Rabu 21 Juli 2921.

Baca Juga: Beredar Video Obat Kapsul Berisi Paku Kecil di Medsos, Hoax atau Fakta?

Dalam pesan itu, disertakan pernyataan yang diklaim sebagai ahli virologi yang juga penerima hadiah Nobel bernama Luc Montagnier.

"Pemenang Hadiah Nobel Luc Montagnier telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada kesempatan untuk bertahan hidup bagi orang-orang yang telah menerima segala bentuk vaksin," lanjut keterangan pesan berantai itu.

Pesan itu menambahkan tidak ada lagi obat untuk mereka yang telah menjalani vaksin Covid-19.

"Dalam wawancara yang mengejutkan, ahli virologi top dunia menyatakan dengan kosong: “tidak ada harapan, dan tidak ada pengobatan yang mungkin bagi mereka yang telah divaksinasi. Kita harus siap untuk membakar mayat".

Jenius ilmiah mendukung klaim ahli virologi terkemuka lainnya setelah mempelajari konstituen vaksin.

“Mereka semua akan mati karena peningkatan yang bergantung pada antibodi. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.”," tulis narasi pesan tersebut.

Baca Juga: Mensos Risma: Kemensos Tambah Bansos Extra dan Beras 3 Kg

Narasi dalam pesan berantai di WhatsApp/Turnbackhoax

Lantas, benarkah informasi yang disebutkan dalam pesan tersebut? Ternyata ada yang salah dalam informasi itu.

Ini diketahui dari hasil penelusuran Turnbackhoax. Disebutkan, tidak ada pernyataan dari ahli virologi dan peraih hadiah Nobel bidang Kedokteran dan Fisiologi asal Prancis, Luc Montagnier, dalam berita yang dilampirkan pada pesan yang beredar di WhatsApp itu.

“Kedua, Mogtagnier tidak mengatakan bahwa setiap orang yang menerima vaksin eksperimental Covid-19 akan “mati semuanya” dalam dua tahun. Kutipan itu secara keliru dikaitkan dengannya dalam meme berita palsu yang telah beredar secara luas,” kata Celeste McGovern, penulis berita yang terbit pada 19 Mei 2021.

Baca Juga: PPKM Darurat Dilonggarkan Mulai 26 Juli 2021, Ini Aturan untuk Restoran, PKL dan Pasar Tradisional

Satu hal lagi yang dikoreksi terkait pernyataan Montagnier. Dalam berita itu Montagnier menyatakan vaksinasi massal melawan Covid-19 menyebabkan terciptanya varian virus berbahaya yang mendorong kepada kematian.

Namun, keterangan itu dibantah Peter Stoilov, PhD. Dia ini seorang profesor biokimia yang memimpin upaya pengurutan varian SARS CoV-2 di West Virginia, Amerika Serikat.

Peter Stoilov, PhD seperti dikutip dari healthline menerangkan bahwa mutasi yang menentukan varian SARS-CoV-2 saat ini muncul sebelum vaksin dibuat atau tersedia secara luas.

Baca Juga: Presiden Jokowi Putuskan PPKM Darurat Diperpanjang hingga 26 Juli 2021

Dari berbagai fakta di atas, pesan yang disebarkan melalui WhatsApp itu dikategorikan sebagai konten hoax atay informasi yang menyesatkan.
(Julkifli Sinuhaji). ***


Disclaimer: Artikel telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Cek Fakta: Beredar Kabar Semua Orang yang Divaksinasi Akan Mati dalam 2 Tahun, Simak Faktanya pada Rabu, 21 Juli 2021

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler