Jelajah Situs Sendang Kamal di Magetan, Benarkah Istana Kerajaan Medang Terbakar 1000 Tahun Lalu?

- 4 Juli 2023, 12:00 WIB
Jelajah Situs Sendang Kamal di Magetan, Benarkah Istana Kerajaan Medang yang Terbakar 1000 Tahun Lalu?
Jelajah Situs Sendang Kamal di Magetan, Benarkah Istana Kerajaan Medang yang Terbakar 1000 Tahun Lalu? /ZONA SURABAYA RAYA/YOGASWARA FAJAR BUWANA/

ZONA SURABAYA RAYA - Situs sendang kamal merupakan sebuah situs sejarah yang berada di Kelurahan Kraton, Maospati Magetan.

Lokasi situs ini sekitar 8,7 KM dari alun-alun Kota Madiun, dan sekitar 17 KM dari alun-alun Kabupaten Magetan.

Cara mengunjungi Situs Sendang Kamal cukup mudah. Bila kita dari Alun-Alun Kota Madiun, maka kita hanya perlu mengikuti jalan besar ke arah barat.

Sehingga kita akan melewati Jalan Kolonel Marhadi, Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, dan Jalan Raya Solo-Maospati.

Baca Juga: Reruntuhan Alun-Alun Kabupaten Purwodadi, Jejak Kabupaten yang Hilang di Magetan

Dari Jalan Raya Solo-Maospati kita kemudian berbelok menyeberang jalan menuju Jalan Sendang Kamal.

Lebih mudahnya kita perhatikan tulisan Universitas Dr.Nugroho. Lokasi situs Sendang Kamal tidak jauh dari Universitas Dr.Nugroho, tinggal ikuti jalan Sendang Kamal ke utara.

Baca Juga: Mengenal Gunung Bancak Magetan, Kabarnya Dulu Puncak Gunung Lawu yang Terlempar

Sementara dari Kota Magetan, kita melewati jalan raya menuju arah Maospati.

Kemudian sesampainya di Jalan Raya Solo-Maospati kita tinggal belok arah Jalan Sendang Kamal.

Lokasi Situs Sendang Kamal sendiri berada di timur Jalan Sendang Kamal.

Ketika masuk ke dalam Situs Sendang Kamal, kita akan disambut oleh dua buah gapura berarsitektur masa lampau.

Di sisi timur jalan masuk, terdapat mushola dengan dinding kayu, sehingga nuansa tradisional terlihat sangat kental disini.

Sementara, itu di sisi barat jalan masuk, terlihat ada 5 buah gazebo yang juga terbuat dari kayu. Kemudian di sisi utara terdapat pula gazebo dengan bahan yang sama.

Baca Juga: Nostalgia Jalur Kereta Api Barat-Maospati di Magetan yang Kini Telah Mati

Tak jauh di depan pintu masuk, terdapat sebuah tempat yang berisi 3 buah prasasti.

Kabarnya, sebelumnya ada 4 buah prasasti disana, akan tetapi satu prasasti kemudian dibawa ke museum nasional, Jakarta.

Baca Juga: Nuansa Alam Hutan Tersembunyi di Selatan Kota Magetan, Dijamin Fresh

Menurut penjelasan sebuah papan yang terletak di depan area prasasti, isi prasasti tersebut berupa informasi mengenai penganugerahan Desa Kawambang Kulwan sebagai desa yang berstatus Sima.

Desa berstatus Sima merupakan desa yang memperoleh keistimewaan dari raja untuk tidak perlu membayar pajak.

Penganugerahan Sima ditandai dengan keberadaan bangunan suci yang dipersembahkan untuk Dewa Siwa.

Meskipun demikian, tidak semua isi prasasti dapat terbaca, karena prasasti tersebut sudah lama, maka bagian yang terbaca hanya penjelasan mengenai penganugerahan Sima, bangunan suci, sampai dengan ajaran yang bersumber pada kitab Siwasasana.

Tarikh prasasti tertulis 913 Saka, atau dalam tahun Masehi artinya 991 Masehi.

Diketahui pada tahun tersebut kerajaan yang berkuasa adalah Kerajaan Medang dengan rajanya, Dharmawangsa. Ibukota Medang ada di Watan.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Tentang Telaga Sarangan di Magetan, Nomor 3 Jarang Orang Tahu

Banyak arkeolog yang memperkirakan bahwa lokasi Watan berada di Maospati.

Keberadaan situs Sendang Kamal menjadi bukti kuat bahwa Maospati 1000 tahun lalu merupakan daerah terpenting kerajaan Medang.

Baca Juga: Mengenang Kejayaan Stasiun Sleko, Stasiun Kereta Api yang Lenyap di Jantung Kota Madiun

Di dalam catatan sejarah, Raja Dharmawangsa adalah raja keempat Kerajaan Medang dari Dinasti Isyana, setelah Mpu Sindok, Sri Isyanatunggawijaya, dan Makutawangsawardhana.

Raja Dharmawangsa sendiri dikenal dengan kebijakannya yang menyerang Kerajaan Sriwijaya di Sumatera pada tahun 992 M.

Serangan terhadap Sriwijaya tersebut diduga karena Dharmawangsa ingin memegang kendali Selat Malaka yang saat itu menjadi jalur perdagangan internasional.

Tindakan Dharmawangsa ini membuat Sriwijaya marah, dan akhirnya pihak Kerajaan Sriwijaya melalui Kerajaan Wura-Wari balik melakukan serangan ke Watan pada tahun 1016 M.

Serangan Wura-Wari tersebut sama sekali di luar perkiraan Dharmawangsa, sebab serangan Wura-Wari terjadi ketika Dharmawangsa sedang berpesta menggelar pernikahan anaknya dengan seorang pangeran dari Bali, Airlangga.

Watan akhirnya hancur akibat serangan tersebut dan Dharmawangsa juga ikut tewas. Airlangga bersama pengawalnya Narotama berhasil lari ke dalam hutan.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Stasiun Kereta Api yang Hilang di Perbatasan Magetan-Madiun

Pada tahun 1019 Airlangga kemudian membangun kembali kerajaan Medang. Umumnya nama kerajaan dari Airlangga dikenal dengan nama Kerajaan Kahuripan.

Sedangkan ibukota Kerajaan Kahuripan berada di Watan Mas yang diperkirakan terletak di sekitar Mojokerto sekarang.

Baca Juga: Tempat Wisata Terbaru di Tulungagung Ini lagi Populer dan selalu Ramai Pengunjung, Cocok untuk Waktu Liburan

Berkaitan dengan Situs Sendang Kamal sebagai lokasi istana Medang seribu tahun lalu, sepertinya memang lokasi istana Medang tidak jauh dari situs tersebut.

Akan tetapi kemungkinan bukan tepat berada di Situs Sendang Kamal, karena seperti yang tertera di dalam Prasasti Sendang Kamal bahwa lokasi tempat prasasti tersebut dulu berada di sebuah desa bernama Kawambang Kulwan.

Di dalam area keraton hampir tidak mungkin ada prasasti penganugerahan Sima. Jadi lokasi situs Sendang Kamal dulu berada di luar istana.

Baik, sekarang kembali ke Situs Sendang Kamal.

Di utara area prasasti, terdapat sisa reruntuhan bangunan era kolonial dengan jumlah dua buah kamar.

Kemudian apabila lanjut berjalan, maka kita akan menemukan kolam ikan yang sepertinya telah ada sejak zaman Belanda.

Baca Juga: Rekomendasi Villa dan Hotel yang lagi Viral dan Populer di Area Wisata Gunung Kelud

Sayangnya, penjelajahan kita harus berakhir disini. Mungkin suatu saat akan ditemukan lagi bukti-bukti baru di sekitar situs Sendang Kamal yang akan semakin menambah wawasan kesejarahan kita.

Tentu saja bukti yang kita harapkan adalah sisa istana Medang yang mungkin masih terpendam di dalam tanah. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: magetan.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah