Setiap hari, sambil mengawasi para santri yang bermukim di pesantren, Habib Hadi terkadang bermain voli atau sepak bola di sore hari.
Namun yang tak boleh terlewatkan, setiap waktu magrib dan Isya dia wajib menunaikan solat berjamaah bersama sang ayah di rumah.
"Itulah yang selalu rutin dilakukan semasa ada abah saya,"kata Habib.
Baca Juga: Warga Probolinggo Blokir Jalan, Ini Penyebabnya
Hadi mengenang sang ayah yang wafat pada 2005 silam.
Habib Hadi baru keluar dari pondok dan tinggal rumah utama setelah mempersunting seorang gadis asal Surabaya bernama Aminah Alhadad pada 2002.
Setelah sang ayah wafat pada 20 Februari 2005, kepemimpinan dilanjutkan oleh kakaknya, Habib Ali yang saat itu baru menyelesaikan pendidikannya di Kota Mekah, Arab Saudi.
Baca Juga: Ini Kata PBNU Dicopotnya KH Marzuki Mustamar Sebagai Ketua PWNU Jatim
Fokusnya adalah meneruskan perjuangan ayahnya berdakwah di tengah-tengah masyarakat.
Adapun Habib Hadi yang juga menjadi pengasuh pondok, bertugas mengurus segala kebutuhan dan pembangunan serta pengembangan pesantren.