Hari Pahlawan, Ini Alasan Kota Surabaya Disebut Kota Pahlawan

- 9 November 2021, 17:05 WIB
Tugu Pahlawan di Surabaya, dibalik alasan tanggal 10 November diperingati sebagai Hari pahlawan.
Tugu Pahlawan di Surabaya, dibalik alasan tanggal 10 November diperingati sebagai Hari pahlawan. /Tangkap layar Instagram/@museumsepuluhnopember.site/

 

Kedatangan mereka saat itu bukan hanya untuk melucuti tentara Jepang, tapi juga ingin kembali berkuasa atas bangsa Indonesia.

 

Ketika bendera Belanda kembali berkiar di atap Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit), Surabaya, tepatnya pada 19 September 1945, terjadi kemarahan yang mengakibatkan penyobekan warna biru pada bendera Belanda. 

 

Hal ini menjadi pemicu pertempuran Surabaya. Perobekan bendera Belanda yang menyisakan warna merah dan putih ini adalah salah satu aksi simbolis yang dilakukan masyarakat untuk menyatakan Indonesia telah merdeka. Selain itu, hal tersebut juga menjadi pernyataan atas sikap masyarakat Indonesia dalam melawan penindasan penjajah.

Aksi tersebut berujung pada perundingan dan perintah dari Presiden Soekarno untuk gencatan senjata pada 29 September 1945. 

Suasana kembali memanas yang berujung pada bentrokkan tanggal 30 Oktober yang menyebabkan tewasnya pemimpin tentara Inggris di Jawa Timur, Brigadir Jenderal Mallaby.

Inggris pun akhirnya mengeluarkan ultimatum agar semua rakyat Surabaya menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan sebelum pukul 6 tanggal 10 November.

Namun rakyat Surabaya tidak menyerah dengan didukung oleh para tokoh pemuda dan pergerakan saat itu. Semangat perlawanan ini ditandai dengan semboyan ‘Merdeka atau Mati’ di kalangan pejuang di Surabaya.

Halaman:

Editor: Julian Romadhon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah