Mengulik Sejarah Mangkok Ayam Jago yang Melegenda, Ada yang Terjual Rp500 Miliar

- 1 Oktober 2021, 23:00 WIB
Mangkok dan cangkir bergambar Ayam Jago
Mangkok dan cangkir bergambar Ayam Jago /Zona Surabaya Raya/
 
ZONA SURABAYA RAYA - Bagi masyarakat yang tumbuh di era 70 hingga 90an, pasti tidak asing dengan adanya mangkok bergambar ayam jago khususnya bagi pecinta kuliner berkuah.
 
Bagi masyarakat Indonesia, mangkok ayam jago sangat lekat dengan kuliner semacam mie ayam atau bakso yang mudah dijumpai pada pedagang kaki lima yang biasa menghiasi pinggiran jalan-jalan kota tempo dulu.
 
Di jaman sekarang, logo ayam jago digunakan para kaum milenial untuk menciptakan aksesoris berlogo ayam jago seperti seperti sarung bantal, selendang, topi, kaos, tas, dan lain sebagainya. Sasaran pasarnya jelas yakni para penggemar yang ingin bernostalgia jaman dulu.
 
Bahkan di era millenial kini, banyak produsen alat makan yang dengan sengaja memproduksi varian mangkok, piring, dan cangkir berlogo ayam jago tanpa seizin pemilik.
 
 
Melihat hal itu, PT Lucky Indah Keramik selaku perusahaan pemegang hak cipta dari logo ayam jago menghimbau agar perusahaan lain tidak mencoba untuk menggunakan desain gambar yang sama.
 
Dilansir pada laman TIONGHOA.INFO, Di negeri Tionghoa, selain sebagai perangkat makan sehar-hari, mangkok ayam jago juga terkenal karena sering digunkan sebagai properti pembuatan film-film Hong-Kong pada era 90-an.
 
Tidak hanya itu, dulunya mangkok berlogo ayam jago juga merupakan salah satu barang wajib, yang digunakan sebagai hantaran /seserahan atau simbol upacara sangjit pernikahan.
 
Orang Kanton (wilayah Guangdong) biasa menyebutnya dengan Jigongwan, penduduk di wilayah Tiongkok utara menamainya Gongjiwan. Sementara mereka yang berdialek Minnan, atau tinggal di wilayah Tiongkok selatan memanggilnya Jijiaowan.
 
 
A. Lalu, bagaimana sejarah mangkok si ayam jago ini?
Awal kisah mangkok bergambar ayam jago berawal di masa dinasti Ming, periode pemerintahan Kaisar Chenghua (1465-1487 M).
 
Menurut catatan sejarah Tiongkok, pada saat itu sang Kaisar memesan 4 buah cawan yang bergambar ayam jago dan ayam betina, pada seorang ahli pengrajin keramik yang sering mengerjakan pesanan istana, di daerah Jingdezhen (Propinsi Jiangxi), yang terkenal akan kualitas keramiknya sejak abad ke-6.
 
Kaisar Chenghua memesan 4 buah cawan keramik dengan teknik doucai, dibuat khusus untuk dirinya dan permaisuri nya sebagai tanda pasangan cinta.
 
Cawan tersebut terkenal dengan sebutan Jigangbei, atau ‘cawan ayam’. Pada cawan terdapat lukisan dari gambar ayam jago, ayam betina, dan sepasang anak ayam yang bermakna kemakmuran, banyak anak, banyak rejeki.
 
B. Dipuja-puja Kaisar Tiongkok
Cawan dan mangkok ayam memiliki makna simbolis. Kata Ji 鸡, yang berarti ‘ayam’, mirip bunyinya dengan kata Jia 家 yang bermakna rumah / keluarga. Sementara gambar tanaman peony melambangkan kekayaan, dan gambar pohon pisang dengan daun lebar bermakna keberuntungan untuk keluarga.
 
 
Kaisar-kaisar Tiongkok jaman dulu begitu menyukai lukisan pada cawan ayam jago tersebut. Di antaranya ada Kaisar dinasti Qing, Kaisar Wanli (memerintah tahun 1572-1620) dan Kaisar Kangxi (memerintah tahun 1661-1722).
 
Saking sukanya pada cawan yang bergambar ayam tersebut, mereka berani mematok harga mahal untuk sekedar memilikinya. Kaisar Qian Long (memerintah tahun 1735-1796), bahkan membuat puisi khusus yang memuja mangkok ayam jago itu pada tahun 1776.
 
Di akhir masa pemerintahan Dinasti Qing, mangkok bergambar ayam jago mulai diproduksi massal. Pada jaman itu, masyarakat kelas menengah bawah di Tiongkok hanya dapat menggunakan mangkok bergambar ayam. Sebab, mangkok-mangkok yang bergambar naga, burung hong, atau dan motif lainnya biasanya lebih mahal harganya.
 
Dalam perkembangan selanjutnya, bagi petani Tiongkok, mangkok bergambar ayam jago melambangkan kerja keras untuk mendapat kemakmuran.
 
 
Ini seperti mengingatkan peran ayam jago yang selalu berkokok untuk membangunkan mereka di pagi hari, untuk segera memulai harinya dengan bekerja di ladang.
 
C. Incaran kolektor
Sekitar awal abad ke-20, mangkok ayam jago mulai merambah dunia. Awalnya mangkok ini dibawa oleh para perantau, yang pabriknya berada di sekitar Provinsi Guangdong. Lalu menyebar sebagai perantauan ke beberapa Negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Vietnam, Singapore, Malaysia, hingga Indonesia.
 
Mangkok ayam jago pun semakin banyak diproduksi. Teknik pembuatannya pun berkembang, yang awalnya dilukis dengan tangan (manual), hingga mengunakan cetakan mesin.
 
Saat ini, cawan ayam jago yang dibuat pada masa kekaisaran (di bagian pantat mangkok ada stempel cap, atau nama dan tahun dinasti pembuatan) menjadi buruan bagi para kolektor barang antik di seluruh dunia!
 
Mangkuk Cawan Chenghua berusia 500 tahun, yang berasal dari dinasti Ming, diketahui hingga saat ini hanya tersisa 16 di dunia, 4 diantaranya dimiliki oleh perorangan, sisanya dikoleksi oleh museum publik;
 
 
pernah dilelang beberapa kali oleh badan lelang Sotheby di Hong Kong pada tahun 1960, 1970-an, 1980-an, 1990-an dan terakhir pada tahun 2014; dimana lelang tertingginya mencapai USD $36,3 juta, atau sekitar 500 miliar untuk kurs rupiah saat ini!
 
Mangkok ayam jago juga dijadikan simbol keberuntungan, kerja keras, dan kemakmuran bisa menjadi salah satu koleksi piranti makan di rumah kita.
 
 
Juga sebagai benda nostalgia masa lalu, sebagai pengetahuan tradisi kepada anak-anak saat menikmati semangkok mi ayam atau bakso di rumah bersama keluarga. ***

Editor: Julian Romadhon

Sumber: Tionghoa INFO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah