Keluarga Pasien dan Penyebar Video Bakar RSUD BDH Surabaya, Akui Ada Salah Faham

- 5 Agustus 2021, 06:30 WIB
Tangkap layar kaca video viral sejumlah orang datangi RSUD BDH Kota Surabaya
Tangkap layar kaca video viral sejumlah orang datangi RSUD BDH Kota Surabaya /WhatsApp/Ist

ZONA SURABAYA RAYA - Video viral yang menjelekkan pelayanan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya beredar di media sosial. Namun kasusnya berakhir damai.

Video berdurasi 2.41 menit itu memperlihatkan beberapa orang masuk ke sebuah rumah sakit dengan nada marah dan melakukan tindakan tidak menyenangkan kepada salah satu tenaga kesehatan (nakes).

Arthur mewakili pihak keluarga pasien yang meninggal mengatakan, pihaknya telah membuat video klarifikasi permohonan maaf dan menjelaskan bahwa video yang beredar tersebut tidak benar.

Baca Juga: Stadion GBT Disulap Jadi RS Darurat Covid-19, Begini Penjelasan Pemkot Surabaya

Dia mengucapkan terima kasih kepada RS BDH yang telah memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi keluarganya.

“Kami atas nama keluarga ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya RS BDH atas insiden yang terjadi. Kami juga mengucapkan terima kasih atas pelayanan kesehatan yang diberikan” kata Arthur, Kamis, 5 Agustus 2021.

Hal senanda juga diungkapkan oleh Sandy, orang yang menyebarkan video tersebut melalui aplikasi tiktok juga telah membuat video permintaan maaf yang diunggah di akun tiktok pribadinya.

Baca Juga: Muncul Gejala Flu, Pemkot Surabaya: Langsung Periksa, Jika Positif Akan Langsung Ditangani

Dalam video tersebut, Sandy mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui permasalahan yang terjadi di RS BDH.

“Saya ingin meminta maaf terkait video yang saya unggah di aplikasi tiktok kepada RS BDH. Saya berjanji tidak akan terulang lagi kejadian yang seperti ini,” ungkap Sandy.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Benowo Ipda Jumeno mengatakan, kejadian itu terjadi pada 26 Juli 2021.

Baca Juga: Cegah Klaster Keluarga, Pemkot Surabaya: Flu Langsung Rapid Antigen

Pada hari itu juga, Dinas Kesehatan (Dinkes) melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Benowo. Namun, setelah melalui proses mediasi dengan pihak kepolisian, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.

“Kejadiannya tanggal 26 Juli. Jadi, setelah kita adakan proses mediasi, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai,” terang Jumeno.

Jumeno menerangkan, pihaknya tidak meneruskan laporan dari RS BDH. Menurutnya, kasus ini terjadi karena adanya kesalahpahaman dan pihak keluarga pasien, mereka pun sudah meminta maaf kepada RS BDH dan membuat video klarifikasi untuk meredakan situasi.

Baca Juga: Sulit Cari Rumah Sakit dan Cegah Klaster Keluarga, Pemkot Surabaya Siapkan RS Darurat di Kelurahan

“Tidak kita lanjutkan. Itu salah paham dan keluarga pasien juga sudah ada permintaan maaf ke rumah sakit,” terangnya.

Dia menyayangkan beredarnya video dengan narasi tersebut. Padahal, kejadian itu terjadi pada tanggal 26 Juli.

Jenazah pasien pun sudah dimakamkan secara protokol kesehatan di makam Babat Jerawat blok Covid-19.

Baca Juga: 126 Relawan Pengemudi Ambulance, Pemkot Surabaya Harap Tak Ada Antrian Layanan Kesehatan

“Kenapa kok viral sekarang dengan narasi seperti itu. Kan sudah lama. Jenazah juga sudah dimakamkan. Jadi kan sudah selesai dan damai,” keluhnya.*** 

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah