Jadi Tamparan Pemkot Surabaya, Warga Pilih Fogging Sendiri untuk Cegah DB, DPRD: Persyaratan Rumit

26 Januari 2022, 09:50 WIB
Petugas melakukan pengasapan atau fogging untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti penyebab Demam Berdarah /Portal Bandung Timur/heryanto/

ZONA SURABAYA RAYA - Warga Surabaya resah dengan serangan wabah Demam Berdarah (DB) terhadap belasan anak. Penyerempotan fogging sangat dibutuhkan, namun persyaratan dari Puskesmas dinilai rumit.

Anggota Komisi A DPRD Surabaya Imam Syafi'i mengatakan, wabah DB melanda RW 10, Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo Surabaya. Keresahan warga juga dialami warga Gubeng Klingsingan.

Warga RW 03 Kelurahan Gubeng Klingsingan, meminta bantuan fogging dari luar puskesmas karena persyaratan pengajuan yang berbelit.

Bantuan fogging diberikan Sahabat Imam untuk melakukan fogging terhadap kawasan pemukiman mereka. 

Baca Juga: Tagar Percuma Lapor Polisi, Dosen Unair: Ekspresi Kekecewaan Masyarakat, Bisa Picu Pengadilan Jalanan

"Menurut Nurachmad Ketua RW 03 Kelurahan Gubeng Klingsingan, untuk mendapatkan layanan fogging dari Puskesmas terlalu lama. Harus disertai hasil diagnosis dari rumah sakit, bahwa benar-benar DB. Tidak ada preventifnya," ujar Imam Syafi'i dikutip ZonaSurabayaRaya.com, Rabu 26 Januari 2022.

Atas keluhan itu, lanjut Imam, Tim Fogging Sahabat Imam langsung memenuhi permintaan warga RW 03 Kelurahan Gubeng Klingsingan untuk dilakukan pengasapan.

Imam memaklumi keresahan warga akan wabah DB karena lambannya respon Puskesmas untuk melakukan fogging. "Di RW 03 Gubeng Klingsingan wabah DB sudah menjangkiti 2 warga yang sekarang masih dalam perawatan intensif," jelasnya.

Baca Juga: VAKSIN BOOSTER ASTRAZENECA di KKP Surabaya, Rabu 26 Januari 2022, Daftar Online, Kuota Terbatas!

Politisi Partai Nasdem ini menambahkan selain warga Gubeng Klingsingan, warga Kedung Tarikan Tarukan RT 03/RW 06 Kelurahan Mojo juga meminta bantuan fogging.

"Untuk warga Kedung Tarukan belum ada korban, tapi warganya minta bantuan fogging sebagai upaya mencegah penularan," ujarnya.***

Editor: Ali Mahfud

Tags

Terkini

Terpopuler