Tanggapi Gaduh Pilpres 2024, Presiden Jokowi 'Prihatin': Terlalu Banyak Drama, Drakor, dan Sinetronnya!

- 7 November 2023, 12:30 WIB
Diterjang Tsunami Isu Pilpres 2024, Jokowi: Terlalu Banyak Drama, Drakor, dan Sinetronnya!
Diterjang Tsunami Isu Pilpres 2024, Jokowi: Terlalu Banyak Drama, Drakor, dan Sinetronnya! /ANTARA/

ZONA SURABAYA RAYA - Dalam suasana politik menjelang Pemilu 2024, Presiden Jokowi mengungkapkan 'keprihatinannya' terhadap gelagat drama yang semakin banyak.

Meskipun tak secara eksplisit menyebut peristiwa apa yang dimaksud, Presiden mengajak kita untuk lebih memfokuskan perdebatan pada gagasan dan visi calon presiden.

Namun, dalam perkembangan politik terkini di Indonesia, tampaknya drama-drama di pentas Pilpres 2024 telah menjadi pusat perhatian publik.

Baca Juga: Gibran Di-Golkar-kan dan Tuduhan Neo Orde Baru, Airlangga Hartarto: Yang Penting Menang!

"Mestinya kan pertarungan ide-ide, bukan pertarungan perasaan," sebut Jokowi dalam pidatonya di acara HUT Golkar ke-59, Senin 6 November 2023, dikutip dari ANTARA.

"Saya melihat akhir-akhir ini, yang kita lihat adalah terlalu banyak drama, terlalu banyak drakor (drama korea), terlalu banyak sinetron," kata Jokowi menambahkan.

Drama Anak Presiden jadi Cawapres

Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto (kanan) dan Gibran Rakabuming Raka (kiri) menyapa wartawan sebelum menyerahkan syarat pencalonan menjadi presiden dan wakil presiden di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta pada Rabu, 25 Oktober 2023.
Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto (kanan) dan Gibran Rakabuming Raka (kiri) menyapa wartawan sebelum menyerahkan syarat pencalonan menjadi presiden dan wakil presiden di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta pada Rabu, 25 Oktober 2023.

Meskipun tidak disebutkan oleh Presiden Jokowi, salah satu drama terbesar yang muncul sebelum Pemilu 2024 adalah keputusan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang keluar dari PDIP dan menerima pinangan Prabowo Subianto sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres).

Sebelumnya, drama politik dimulai dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia minimal Capres-Cawapres.

MK memutuskan bahwa batas usia minimal Capres-Cawapres tetap 40 tahun, kecuali bagi yang pernah menjabat sebagai kepala daerah.

Keputusan ini memberikan peluang bagi Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai Cawapres, dan tak lama setelah itu, dia dideklarasikan sebagai pendamping Prabowo Subianto.

Selain drama seputar putusan MK, Gibran Rakabuming Raka juga terlibat dalam drama keanggotaannya di PDIP.

Saat diusung sebagai Cawapres Prabowo Subianto oleh Partai Golkar, Wali Kota Solo tersebut masih berstatus sebagai kader PDIP. Namun, setelah proses panjang, ia akhirnya mengundurkan diri dan menyerahkan KTA.

Baca Juga: Tak Masuk TKN, Siapa Tahu Isi Hati Khofifah? Partai Golkar: Tunggu Waktunya, Ojo Kesusu

Dugaan Pelanggaran Kode Etik Hakim MK

MAJELIS Hakim MK membacakan putusan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 27 Juni 2019.*/ANTARA
MAJELIS Hakim MK membacakan putusan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 27 Juni 2019.*/ANTARA

Selain itu, drama politik juga muncul melalui adik ipar Jokowi, Anwar Usman, yang terkait dengan dugaan pelanggaran kode etik yang melibatkan Anwar Usman selaku hakim Mahkamah Konstitusi.

Majelis Kehormatan MK memeriksa Anwar Usman menyusul laporan dugaan konflik kepentingan setelah MK memutuskan syarat capres-cawapres boleh di bawah usia 40 tahun selama memiliki pengalaman sebagai kepala daerah.

Keputusan ini membuka jalan bagi keponakannya, Gibran, untuk memperoleh tiket bakal cawapres mendampingi Prabowo.

Isu lain dalam politik adalah pengakuan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, bahwa Gibran Rakabuming Raka telah 'dikuningkan' oleh Partai Golkar. Hal ini merujuk pada pengambilan Gibran oleh Partai Golkar sebagai kader.

Kesimpulan

Pemilu 2024 di Indonesia tampaknya dipenuhi oleh berbagai drama dan isu-isu menarik yang menambah kompleksitas perdebatan politik.

Meskipun Presiden Jokowi berharap agar perdebatan lebih berfokus pada gagasan dan visi calon presiden, drama-drama politik tetap menjadi bagian tak terhindarkan dari proses politik yang dinamis di Indonesia.

Kita akan terus mengikuti perkembangan isu-isu ini seiring berjalannya waktu menjelang Pemilu. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah