Network
ZONA SURABAYA RAYA - Angka kemiskinan di Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata mengalami penurunan yang signifikan.
Terbaru, BPS melaporkan jumlah orang miskin di Indonesia baik itu di perkotaan maupun perdesaan mengalami penurunan yang cukup fantastis.
Selain itu BPS juga menyebutkan, jumlah orang miskin turun lebih banyak di wilayah perkotaan dan timbang daerah pedesaan di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh, Sekretaris Utama BPD Atqo Mardiyanto seperti dilansir Zona Surabaya Raya (Pikiran Rakyat Media Network) pada Senin 17 Juli 2023 dari laman PMJ News.
Baca Juga: Dugaan Pungli Seleksi Wasit Liga 1 dan Liga 2 Diselidiki, Polri Panggil Ketua Umum PSSI Erick Thohir
Menurutnya, penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia ini terjadi pada bulan Maret 2023. Angkanya yaitu mencapai 12,22 persen.
Sedangkan untuk penurunan angka kemiskinan di wilayah perkotaan yaitu mencapai 7,29 persen.
"Namun bila dibandingkan, ini menjadi disparitas yang cukup lebar untuk perkotaan dan pedesaan,"katanya.
Untuk penurunan tingkat kemiskinan di perkotaan sendiri lebih dalam dibandingkan di pedesaan di Indonesia.
Atqo juga menyebutkan, jika dibandingkan dengan kondisi September Tahun 2022 lalu, terjadi penurunan tingkat kemiskinan di tingkat pedesaan.
Penurunan tingkat kemiskinan pada September Tahun 2022 lalu itu ialah mencapai 0,14 persen
Untuk tingkat kemiskinan dari pedesaan, masih kata Atqo, lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi covid-19.
Berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di wilayah pedesaan yaitu mencapai 12,60 persen pada September tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Data Pribadi 337 Juta Warga Diduga Bocor dari Dukcapil, Masyarakat Minta Tindakan Cepat!
Sedangkan pada September tahun 2023 ini yaitu tepatnya pada bulan Maret menyentuh angka 12,22 persen.
"Tentu jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi ini, tingkat kemiskinan di pedesaan sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi covid-19,"paparnya.
Berikutnya, yaitu 3 kemiskinan di perkotaan tercatat masih lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi covid 19.
Di mana pada September tahun 2019 lalu tercatat dengan 6, 56 persen dan 7,29 persen pada Maret tahun 2023 ini. ***
