Hari Santri Nasional 2023, Sejarah Lahirnya HSN dan Pengaruhnya

21 Oktober 2023, 12:45 WIB
Hari Santri Nasional 2023, Sejarah Lahirnya HSN dan Pengaruhnya /Instagram @mas_mito98

ZONA SURABAYA RAYA - Seluruh masyarakat pasti sudah tidak asing dengan namanya santri, apalagi orang yang sudah mengenyam pendidikan pesantren. Setiap tanggal 22 oktober setiap tahunnya dijadikan menjadi salah satu hari sakral untuk masyarakat indonesia.

Hari Santri Nasional atau HSN sendiri ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo di Masjid Istiqlal Jakarta. Hal itu dilakukan melalui penandatangan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri pada 15 Oktober 2015.

Penetapan ini mempunyai maksud dan tujuan nya sendiri yaitu guna mengingat dan meneladani semangat jihad yang telah berjuang bersama merebut dan mempertahankan kedaulatan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama.

Baca Juga: Pimpin Apel HSN Gus Muhaimin, Santri Bisa Jadikan Indonesia Sejahtera

Melansir laman resmi Nu Online, hari Santri Nasional pertama kali diusulkan oleh santri dari salah satu pondok di Jawa Timur yakni Ponpes Babussalam pada tanggal 27 juni 2014. Usulan itu diutarakan ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke pesantren.

Usulan tersebut pada mulanya menimbulkan beberapa polemik, banyak penolakan dari beberapa kalangan tapi juga banyak yang setuju. Beragam alasan muncul dari kekhawatiran polarisasi, hingga ketakutan adanya perpecahan yang tidak sependapat.

Pada tanggal 22 oktober 1945, KH. Hasim Asy'ari selaku Rais Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengumumkan resolusi jihad untuk menghadang kembali tentara Kolonial Belanda.

3 Alasan Penting Penetapan 22 Oktober

Hal ini menjadi tiga alasan pentingnya penetapan 22 oktober sebagai hari santri. Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Abdul Ghofur Rozin menjelaskan keterkaitan tanggal tersebut dengan resolusi jihad yang digelorakan KH. Hasyim Asy'ari.

Baca Juga: Sambut Hari Santri 2023, PCNU Surabaya Gelar Turnamen Mini Soccer hingga Layangan Hias, Intip Keseruannya

Pertama, hari santri 22 oktober menjadi ingatan sejarah tentang resolusi jihad KH. Hasyim Asy'ari.

Kedua, jaringan santri telah terbukti konsisten menjaga perdamaian dan keseimbangan.

Ketiga, 10 tahun berdirinya NU dan 9 tahun sebelum kemerdekaan kiai-santri sudah sadar pentingnya konsep yang memberi ruang berbagai kelompok.

Pengaruh Hari Santri

Pengaruh hari santri tidak lepas dari sokongan pondok pesantren yang memunculkan sikap jiwa santri. Merefleksikan hari santri menjadi salah satu momentum sikap nasionalisme dan menggelorakanya menjadi aktualisasi bangsa.

Baca Juga: PBNU Memanggil, Apel Hari Santri Nasional 2023 Bakal Diikuti Satu Juta Santri

Santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja, di pesantren tidak hanya mempelajari ilmu agama tapi juga pengetahuan umum dan teknologi oleh karena itu santri bisa dianggap serba bisa.

Meski serba bisa santri tidak boleh melupakan tugas utamanya yakni menjaga agama dan menyampaikan ilmu agar terus tersambung sanad keilmuannya, menjaga ahlaq dan menjaga martabat kemanusiaan.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler