Yayasan Kanker Indonesia Ingatkan Pemerintah untuk Penuhi Empat Hak Pasien

23 Februari 2023, 16:30 WIB
Ilustrasi kanker. /Freepik/diana.grytsku/

 

ZONA SURABAYA RAYA - Dalam gelaran Webinar Union for International Cancer Control (UICC), Yayasan Kanker Indonesia (YKI) memberikan saran kepada pemerintah Indonesia agar memperhatikan serta memenuhi empat hak pasien dalam berobat.

 

“Seperti yang kita ketahui, UICC telah menetapkan bahwa ada empat hak yang harus diberikan pada pasien kanker,” ujar Aru Wisaksono Sudo selaku Ketua Umum YKI dalam Webinar bertajuk Menutup Kesenjangan Akses Pengobatan Inovatif Limfoma Hodkin, Kamis 23 Februari.

Aru menjelaskan terdapat empat hak pasien kanker yang mesti dicukupi oleh negara.

Pertama pasien mesti memperoleh data yang baik.

Kedua pasien harus memperoleh akses untuk melakukan deteksi dini serta langkah pencegahan penyakit yang baik.

Baca Juga: Anggota DPR RI Ini Bantu Anak Juru Parkir di Probolinggo yang Berjuang Melawan Kanker Tulang

Ketiga pasien berhak memperoleh pengobatan yang tepat waktu dan tepat guna. Selanjutnya pasien juga berhak memperoleh perawatan yang variatif dan juga suportif.

“Kita bicara sekarang (harus fokus, red.) pada hak ketiga dan ini merupakan suatu implementasi dari upaya untuk mengecilkan gap atau mengecilkan kesenjangan pada akses pengobatan ini,” uja Aru.

Lebih dalam Aru menjelaskan, penderita kanker haruslah dimudahkan untuk dapat mengakses fasilitas kesehatan.

Hal tersebut agar deteksi dini dapat dilakukan, hal tersebut untuk menghindari kondisi stadium yang lebih parah.

Baca Juga: Anak Penderita Kanker Tulang di Probolinggo Ditanggung BAZNAS untuk Tranportasi Perawatan

Pengobatan kanker sendiri termasuk dalam kategori mahal dan sukar untuk diakses.

Salah satunya adalah penderita kanker Limfoma Hodgkin, di seluruh dunia baru terdapat 1.188 pasien yang terdiagnosis.

Kanker tersebut menyerang sistem kelenjar getah bening dan angka kematian akibat penyakit ini pada tahun 2020 mencapai 363 kasus.

Walaupun kanker getah bening adalah jenis penyakit yang memiliki angka kesembuhan tinggi, namun jika penderita tidak dapat memperoleh tindakan medis yang tepat, maka kedepannya pengobatan akan lebih sukar dari penanganan kanker Rahim.

Maka dari itu Aru mengajak semua pihak, baik pihak pemerintah maupun swasta sama-sama berupaya mengoptimalkan layanan kesehatan, agar masyarakat dapat hidup lebih sehat di masa mendatang.

“Dalam rangka Hari Kanker Dunia 2023 ini, sangat penting pemangku kepentingan dan masyarakat bergandeng tangan dalam meningkatkan pengetahuan tentang kanker, mengatasi kesenjangan perawatan kanker dan mendorong pencegahan kanker, termasuk pada kesempatan ini,” ujar Aru.

Sebagai tambahan informasi, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) diresmika di Jakarta pada 17 April 1977. Sebelumnya YKI dikenal dengan nama Yayasan Lembaga Kanker Indonesia.

Pendiri dari Yayasan Kanker Indonesia terdiri atas 17 orang dokter. Tujuan dari YKI sendiri adalah menumbuhkan dan mengoptimalkan kesadaran tentang upaya pengobatan penyakit kanker.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler