Bikin Pemerintahan Jokowi tak Tidur Nyenyak, Inikah Motif Hacker Bjorka Acak-acak Data Indonesia?

12 September 2022, 12:13 WIB
Bikin Pemerintahan Jokowi tak Tidur Nyenyak, Inikah Motif Hacker Bjorka Acak-acak Data Indonesia? /Chandra Mokoagow/ilustrasi

ZONA SURABAYA RAYA- Peretas atau hacker Bjorka bikin penasaran orang se Indonesia, setelah membobol data pribadi sejumlah pejabat negara hingga mengklaim meretas dokumen rahasia milik Presiden Jokowi.

Sebelum akun Twitternya @bjorkanism tersuspend, hacker Bjorka mengklaim telah mendapatkan sebanyak 1,3 miliar data Indonesia.

Data-data itu pun satu per satu dibagikan Hacker Bjorka di Twitter. Mulai data pribadi Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Muchdi Purwoprandjono, hingga pegiat medsos pendukung Jokowi, Denny Siregar.

Aksinya itu membuat nama Bjorka trending di Twitter hingga Senin, 12 September 2022. Siapa Hacker Bjorka dan apa motifnya?

Baca Juga: Siapa Hacker Bjorka dan Berasal dari Mana? Pakar Ini Ungkap Cara Memburu Peretas Misterius

Dilihat akun Twitter @bjorkanism, ia sempat menyematkan lokasi. Bjorka diduga berasal dari Warsawa, Polandia.

Namun apakah lokasi Bjorka itu valid atau tidak, belum ada penjelasan dari pemerintah Indonesia. Baik dari Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) maupun Polri.

Baca Juga: Hacker Bjorka Belum Tuntas, Kini Giliran Twitter Resmi TNI AD Diretas, Kok Bisa?

Sebelum akun Twitter Bjorka ditangguhkan, timeline akun tersebut sempat menyampaikan latar belakang mengapa dirinya membobol data di Indonesia.

Bjorka menyampaikan dirinya kenal dekat dengan seorang warga asal Indonesia yang dikirim ke luar negeri pada masa lampau.

Seorang tersebut mengasuhnya sejak kecil. Seorang itu sebetulnya ingin kembali ke Indonesia tapi urung terealisasi hingga akhirnya meninggal dunia.

Bjorka juga mengatakan motif ia membocorkan dokumen ialah demi membuat Pemerintah begadang hingga batal libur akhir pekan.

Baca Juga: Hacker Bjorka Trending, Ada Apa Puan Maharani dan Erick Thohir Disoal hingga Data Pribadinya Dijebol

  • BSSN Turun Tangan

Menyikapi aksi hacker Bjorka, BSSN telah berkoordinasi dengan penyedia sistem elektronik (PSE) di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) guna menindaklanjuti dugaan kebocoran data.

"BSSN telah melakukan penelusuran terhadap beberapa dugaan insiden kebocoran data yang terjadi dan melakukan validasi terhadap data-data yang dipublikasikan," kata Juru Bicara BSSN Ariandi Putra dikutip dari Antara.

"BSSN telah melakukan koordinasi dengan setiap PSE yang diduga mengalami insiden kebocoran data, termasuk dengan PSE di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara," lanjut dia.

BSSN juga menegaskan pihaknya telah dan sedang melakukan upaya-upaya mitigasi cepat bersama PSE terkait, guna memperkuat sistem keamanan siber demi mencegah risiko lebih besar terhadap beberapa PSE tersebut.

Baca Juga: Halangi Jalan Kampung, Sosok Diduga Polisi Arogan tak Mau Memundurkan Mobil, Mahfud MD: Ambil Tindakan!

  • Dugaan Motif

Sementara itu, penggiat media sosial Denny Siregar yang menjadi korban Bjorka angkat bicara. Ia meragukan Bjorka sebagai hacker.

Menurut Denny, hacker tidak mungkin hanya mencomot data.

“Dari dulu pertama data gua kebongkar, ga pernah sedikitpun gua surut langkah sama kalian. Gua kira ada yang baru, eh itu lagi itu lagi. Hekker kok cuman comot yang udah tersebar. Harusnya bisa ambil chat2 wa kayak chat pornonya Rizieq. Itu baru hekker,” ungkap Denny Siregar tulisnya melalui akun @dennysiregar7 di Twitter.

Denny Siregar malah mencurigai adanya keterlibatan orang dalam sebagai sumber data Bjorka. Namun ia tak menyebut siapa orang dalam yang dimaksud.

“Kalau cuman doxing doang itu mah bukan sekelas hacker. Dulu juga akun opposite ngakunya hacker internasyinel. Tapi ternyata dia bayar orang dalam untuk curi data. Curi data. Kagak elegan bener maennya,” sebut Denny Siregar.

Baca Juga: 2 Miliar Data Pengguna Google Chrome Terancam Dirampok Hacker, CCIC Polri Ungkap Cara Antisipasi

Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi menambahkan apa yang dilakukan Bjorka itu kuat dugaan bermotif politik.

Dia menyebut jika hal yang disampaikan Bjorka adalah benar, maka akan mudah untuk melacak keberadaannya.

Dia menyarankan agar dilakukan pelacakan terhadap WNI yang pernah dikirim ke Warsawa saat zaman Presiden Soekarno.

"Lha kok malah membuka background dan jati dirinya? Kan jadi ketahuan motif sampeyan, tidak murni leaking tapi ada unsur perlawanan pada politik Orba," kata Ismail Fahmi dikutip dari Pikiran-Rakyat.com.

Baca Juga: Bobol Data Bank Amerika, Dua Hacker Indonesia Ditangkap Polda Jatim, Pelaku Akui Raup Ratusan Juta Rupiah

"Ini nyarinya jadi lebih mudah: cari WNI yang dikirim ke Warsawa jaman Sukarno, sudah meninggal, punya anak asuh. Pasti ndak banyak," ujarnya pada akun Twitter pribadinya @ismailfahmi.

"Kalau motifnya terkait orba, ya ndak relevan dengan jaman sekarang. Udah banyak berubah," tuturnya.

"Apakah Bjork ini benar ada di Warsawa spt pengakuannya atau ada di Indonesia, motifnya kok sptnya ndak lagi jualan data, tp lebih ke politik?" katanya.

Dia pun mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak membagikan kembali data yang dibocorkan Bjorka karena bisa terkena UU ITE.

"Hati-hati buat netizen yg senang karena dapat spill data dari Bjorka. Kalau ikut ngeshare data lengkap, bisa masuk kategori doxing, transmisi data pribadi. Penyebaran data spt ini bisa kena UU ITE. Bjorka mungkin aman, tapi anda mudah ditemukan," pungkas Ismail Fahmi. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Pikiran Rakyat Antara Twitter @bjorkanism

Tags

Terkini

Terpopuler