Network
ZONA SURABAYA RAYA - Jika kita menoton film Jepang atau berkunjung ke Negeri Sakura, maka tidak akan asing dengan budaya membungkukkan badan ketika memberi salam.
Budaya membungkukkan badan di Jepang ini dikenal dengan Ojigi. Diketahui Ojigi dimulai pada era Asuka dan era Nara.
Budaya Ojigi sendiri kabarnya datang dari etiket Cina.
Dilansir ZonaSurabayaRaya.com dari Funjapan, Senin 6 Juni 2022, kabarnya membungkuk mempunyai arti dengan menyajikan leher seseorang kepada orang lain, dan menyatakan bahwa dia tidak menentang orang tersebut.
Baca Juga: Seminggu INVASI RUSIA Sejuta Warga UKRAINA Mengungsi dan JEPANG Siap Menampung
Dalam perkembangannya, budaya tersebut kemudian diperkenalkan ke Jepang.
Budaya membungkuk di Jepang kemudian dibuat dengan aturan yang menyesuaikan status.
Secara umum terdapat 3 jenis Ojigi :
Eshaku (会釈)
Pada dasarnya, memberi salam dengan membungkuk cara eshaku ini digunakan pada pagi dan sore hari, membungkuk ringan saat berpapasan dengan orang lain, dan saat menyambut tamu.
Baca Juga: Sekelompok Siswa di Jepang Dihipnotis Lakukan Aksi Bunuh Diri
Caranya adalah dengan memiringkan tubuh dari pinggang sampai bagian atas sekitar 15° ke depan. Tatapan diarahkan ke 3m ke depan.
Keirei (敬礼)
Membungkuk cara Keirei ini adalah dengan kondisi di mana tulang belakang diluruskan dan pinggang dibungkukan pada 30°. Jatuhkan tatapan kamu sedikit ke depan dari kaki. Cara ini sedikit lebih sopan dari membungkuk cara Eshaku dan merupakan cara membungkuk yang dilakukan saat berhubungan dengan klien atau atasan.
Saikeirei (最敬礼)
Cara membungkuk Saikeirei ini adalah cara membungkuk sebanyak 45° dan merupakan cara membungkuk paling dalam di antara tiga cara membungkuk.
Cara ini digunakan saat meminta maaf, untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam, dan saat berhubungan dengan klien penting.
