Apakah Onani Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasannya

- 12 April 2022, 13:59 WIB
Ilustrasi: Bagaimana hukum onani atau masturbasi saat menjalankan ibadah puasa ramadhan? Apakah dapat membatalkan puasa? yuk simak ulasannya
Ilustrasi: Bagaimana hukum onani atau masturbasi saat menjalankan ibadah puasa ramadhan? Apakah dapat membatalkan puasa? yuk simak ulasannya /Pixabay/PIRO4D

ZONA SURABAYA RAYA – Onani atau masturbasi merupakan perbuatan merangsang birahi, untuk memperoleh kepuasan seks tanpa berhubungan kelamin hingga mengeluarkan sperma.

Lalu bagaimana hukum onani atau masturbasi saat menjalankan ibadah puasa ramadhan?

Dilansir ZonaSurabaya.Com dari laman resmi NU Online, para ulama berpendapat bahwa onani merupakan kegiatan yang dapat membatalkan puasa. Hal ini diperkuat dengan hadits yang terdapat pada kitab AL-Majmu’

إذا استمنى بيده وهو استخراج المنى افطر بلا خلاف عندنا لما ذكره المصنف

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari ini Selasa 12 April 2022 Horoskop: Taurus, Virgo, Aquarius, Pisces Cenderung Blak-blakan

Artinya, “Bila seseorang melakukan onani dengan tangannya yaitu upaya mengeluarkan sperma, maka puasanya batal tanpa ikhtilaf ulama bagi kami sebagaimana disebutkan oleh penulis matan (As-Syairazi),” (Imam An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab).

Onani yang dilakukan sampai ejakulasi dapat membatalkan puasa karena kesamaan ejakulasi yang disebabkan oleh kontak fisik.

Mazhab Syafi’i membedakan konsekuensi hukum atas inzal dari penyebabnya. Inzal atau ejakulasi yang disebabkan oleh sentuhan fisik dapat membatalkan puasa. Sedangkan inzal yang terjadi hanya semata pikiran jorok atau memandang dengan syahwat tidak membatalkan puasa.

المني إذا خرج بالاستمناء أفطر وإن خرج بمجرد فكر ونظر بشهوة  لم يفطر وإن خرج بمباشرة فيما دون الفرج أو لمس أو قبلة أفطر هذا هو المذهب وبه قال الجمهور  

Baca Juga: Aji Santoso Sebut Akhir Mei Pemain Asing Persebaya Datang, Lebih Ganas dari Taisei dan Bruno, Siapa Saja?

Artinya, “Sperma jika keluar (ejakulasi) sebab onani, maka puasa seseorang batal. Tetapi jika mani keluar dengan semata-mata pikiran dan memandang dengan syahwat, maka puasanya tidak batal. Sedangkan ejakulasi sebab kontak fisik pada selain kemaluan, sentuhan, atau ciuman, maka puasanya batal. Ini pandangan mazhab Syafi’i. Demikian juga pandangan mayoritas ulama,” (Lihat Imam An-Nawawi, Raudhatut Thalibin wa Umdatul Muftin).

Onani menurut pandangan mazhab Maliki, Syafi’i, Hambali, dan mayoritas ulama Hanafi, membatalkan puasa. Bagi mereka, sentuhan kelamin laki-laki dan perempuan tanpa ejakulasi dapat membatalkan puasa. Tentu, ejakulasi dengan orgasme (penuh syahwat) lebih-lebih lagi membatalkan puasanya.

Bagi umat muslim yang melakukan onani, dan mengakibatkan puasanya batal. Tidak wajib membayarnya, tetapi wajib mengqadha atau mengganti puasanya pada bulan lain.***

Editor: Budi W

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah