Jangan Remehkan! Serangan Migrain Berkaitan dengan Kerusakan Otak, Ini Ulasannya

4 Februari 2023, 11:59 WIB
Ilustrasi serangan migrain. /Unsplash/Usman Yousaf

ZONA SURABAYA RAYA – Migrain merupakan sakit kepala tipe tegang yang terasa berdenyut dan biasanya hanya terjadi di salah satu sisi kepala saja.

Menurut WHO, migrain sering terjadi di usia 35-45 tahun, rata-rata penderitanya adalah perempuan dengan perbandingan 2:1 dan 1:16 untuk laki-laki.

Migrain bersifat kambuhan, apalagi jika ada pemicu yang sering kali mengganggu sistem sensoriknya.

Seperti aroma biji kopi yang sedang dipanggang atau terkena cahaya secara tiba-tiba. Bagi sebagian orang hal tersebut tak berdampak apa-apa.

Baca Juga: Awas, 6 Hal ini Bisa Bikin Migrain Kambuh, Jangan Disepelein Ya!

Namun bagi penderita migrain hal itu akan membuatnya mengalami rasa sakit yang luar biasa, karena sensoriknya terkejut.

Tanda dan gejala migrain dari satu pasien ke pasien lain bisa bervariasi, tergantung dari jenis migrain yang diderita.

Menurut Sandhya Kumar, MD, seorang ahli saraf dan Spesialis sakit kepala di Wake Forest Baptist Health di Winston Salem, North Carolina menuturkan bahwa ada dua kategori migrain, yaitu migrain dengan aura dan migrain tanpa aura.

Baca Juga: Ultah ke 21, Penyanyi Icha Christy Dapat Doa Spesial dari Ustad Solmed

Dari dua kategori tersebut, biasanya serangan migrain berkembang melalui 4 tahap. Apa saja tahapannya? Berikut ini ulasannya yang dirangkum dari Everyday Health dan American Headache Society, Sabtu 4 Februari 2023.

1. Prodrom

Fase ini dapat dimulai dari mana saja. Biasanya sebelum masuk ke Tahapan ini, penderita migrain akan mengalami gejala diantaranya menguap tak terkendali, perubahan suasana hati, dan mengidam sesuatu makanan.

2. Aura

Presentasi pasien migrain mengalami aura antara 20-40 persen. Dalam tahap ini, seseorang akan mengalami sakit kepala yang berlangsung selama 5 menit hingga satu jam.

Pada saat itu pula, ia akan mengalami kilatan cahaya, bintik-bintik buta dan bentuk serta pola yang terdistorsi di bidang visual si penderita migrain.

Baca Juga: Seorang Suami di Probolinggo Saat Nikah di KUA, Beri Mahar Linggis Istrinya  

3. Sakit Kepala

Penderita migrain dapat mengalami nyeri berdenyut yang berkisar dari ringan hingga melemahkan.

Di fase ini tak jarang diikuti dengan rasa mual, muntah dan cemas.

4. Postdrome

Atau disebut juga dengan mabuk migrain. Fase Postdrome dimulai saat rasa sakit kepala yang mereda.

Penderita migrain sering khawatir bahwa gangguan ini akan merusak otak. Ketakutan ini diperburuk jika saat melakukan scan otak dan disana terdapat lesi.

Baca Juga: Kasus KDRT Venna Melinda Mulai Bergulir ke Kejati Jatim, Ini Perkembangan Terbaru

Namun menurut Dr. Peter Goadsby dalam Q&A yang berjudul Migraine and Brain lesions ia menjelaskan korelasi yang salah antara migrain dan Kerusakan otak.

Dr. Peter Goadsby menjelaskan bahwa banyak pasien migrain yang ia temui merasa khawatir saat menjalani scan otak atau MRI.

Para pasien migrain tersebut diberitahu bahwa ada perubahan pada otak mereka, dan memiliki lesi.

Perubahan dan lesi otak itu biasanya disebut stroke kecil, namun tidak ada bukti bahwa hal tersebut adalah stroke kecil.

Pasien migrain dengan aura memiliki Persentase terjangkit stroke sangat kecil, dibandingkan dengan migrain tanpa aura.

Risiko mereka adalah satu sampai dua per 100.000. Walau begitu, Dr. Peter Goadsby tetap menyarankan untuk memeriksakan kondisi migrain jika dirasa sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Everyday Health American Headache Society

Tags

Terkini

Terpopuler