ZONA SURABAYA RAYA - Ada apa dengan malam 1 Suro dalam masyarakat Jawa, menjadi pertanyaan yang paling ingin terjawab banyak kalangan.
Pasalnya, saat malam 1 Suro ada kepercayaan dan tradisi yang secara turun-temurun dilakoni masyarakat Jawa dalam apa yang disebut tahun baru dalam kalender Jawa ini.
Suro sendiri diambil dari bahasa Arab yang artinya malam. 1 Suro sendiri selalu bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Muharram.
Lantaran itu, malam 1 Suro dianggap sebagai malam keramat yang dipercaya bakal mendatangkan bencana kalau ada melanggar pantangan, dan mendapat keberuntungan dengan melakoni apa yang namanya tradisi.
Baca Juga: Amalan dan Doa Tolak Bala Tahun Baru Jawa 1 Suro dan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H
Tanggal 1 Suro sendiri jatuh pada hari Sabtu, 30 Juli 2022, yang artinya malam siji Sura adalah pada Jumat, 29 Juli 2022, mulai setelah maghrib nanti.
Saking keramat dan sakralnya, masyarakat Jawa pun membedakan malam 1 Suro dengan malam atau hari-hari dalam kalender Jawa lainnya.
Baca Juga: Bacaan Doa Malam 1 Suro Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya, Bakal Menyesal Jika Tidak Melakukan
Karena, malam 1 Suro menjadi waktunya para makhluk gaib ada berkumpul dan gentanyangan mencelakakan apa yang telah manusia langgar dalam pantangan.
Ingin tahu lebih banyak dengan pantangan apa saja yang ada dalam malam 1 Suro silahkan baca Malam 1 Suro 2022 Jatuh pada Tanggal Berapa? Ini Pantangan Tahun Baru Jawa: Ora Ilok Misuh, Iso Kuwalat!
Lantaran itu pula, masyarakat Jawa menyebut malam siji Suro sebagai hari rayanya makhluk gaib.
Makhluk gaib yang bergentayangan pun bukan sembarang setan dalam budaya populer, melainkan dedemit asli tanah Jawa, seperti jejengglek, dengen, dan lawean.
Informasi lengkap mengenai makhluk gaib asli tanah Jawa apa saja yang bakal gentayangan selama malam 1 Suro bisa Anda baca dengan link berikut: Malam 1 Suro, Waktunya Genderuwo dan Kuntilanak Gentayangan, Ini Deretan Makhluk Gaib Asli Tanah Jawa.
- Ada apa dengan malam 1 Suro?
Melansir YouTube Prawayang Channel, ada apa dengan malam 1 Suro ini adalah ketika terjadinya gelombang energi yang luar biasa jelang pergantian tahun baru Jawa atau pada bengi siji sura.
Nah, gelombang energi yang kuar biasa kuatnya ini bisa berakibat buruk di satu sisi, dan berdampak baik di sisi lainnya.
Baca Juga: Asal Usul Malam 1 Suro 2022 yang Bertepatan Jumat Legi jadi Hari paling Keramat Masyarakat Jawa
Karena itu, masyarakat Jawa mengangap bulan Suro sebagai bulan yang keramat. Bahkan, wong Jowo punya julukan "tumekaning sengkolo" atau datangnya musibah.
Demi terhindar dari musibah atau hal-hal yang tak diinginkan, masyarakat Jawa menciptakan pantangan-pantangan yang terlarang untuk dilanggar.
Baca Juga: Malam 1 Suro Dikenal Keramat, Boleh atau Tidak Berhubungan Intim? Begini Hukumnya Menurut Ulama
Selain itu, masyarakat Jawa juga punya tradisi Suroan yaitu sebuah renteten kegiatan berdoa untuk meminta keselamatan kepada Tuhan YME.
Doa tolak bala atau mohon keselamatan pada Allah SWT itu bisa Anda baca di
Sementara di kalangan priyayi maupun pemegang gaman, malam 1 Suro adalah momen untuk menyucikan pusaka maupun benda-benda yang dianggap keramat lainnya.
Selain keris, wujud pusaka atau benda keramat dalam masyarakat Jawa itu bisa bermacam-macam, seperti, cincin, tombak hingga gamelan.
Dengan penyucian pusaka tersebut, ada pun tujuannya adalah untuk menyerap energi negatif, dan menyebarkan energi positif, dari apa yang jadi pancaran energi luar biasa malam 1 Suro.
Di samping menyucikan pusaka, malam siji Suro pun menjadi momen yang dinanti-nanti bagi para pemburu pusaka. Karena, pada malam ini, para makhluk gaib muncul dengan membawa benda-benda sakti.
Baca Juga: 1 Suro 2022 Bertepatan dengan 1 Muharam 1444 H, Apa Hukum Merayakan Tahun Baru Hijriyah dalam Islam?
Sementara itu, masyarakat Jawa juga percaya dengan perhitungan hari lahir atau weton yang berpengaruh dengan datangnya malam 1 Suro.
Sebagian weton dipercaya bakal ketiban rezeki, sedangkan sebagian weton lainnya bakal tertimpa kesialan.
Itulah informasi seputar ada apa dengan malam 1 Suro, malam paling keramat dalam masyarakat Jawa. ***