ZONA SURABAYA RAYA - Gunung Semeru, sang raksasa api di Jawa Timur, kembali menggelegar pada 20 April 2024.
Letusan dahsyatnya menyemburkan abu vulkanik setinggi 1,5 kilometer, menandakan kekuatan alam yang tak terelakkan.
Bagi masyarakat di sekitar Semeru, peristiwa ini menjadi pengingat akan bahaya yang selalu mengintai.
Baca Juga: Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Putuskan Jembatan Kloposawit, Warga Diminta Cari Jalur Alternatif
1. Semeru Menyapa Dua Kali dalam Sehari
Pada hari Sabtu, 20 April 2024, Semeru tak hanya meletus sekali, tetapi dua kali. Letusan pertama terjadi pada pukul 06.24 WIB, diikuti letusan dahsyat kedua pada pukul 17.41 WIB. Kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi menjadi saksi bisu kekuatan alam yang luar biasa.
2. Tinggi Letusan Mencapai 1,5 Kilometer
Letusan kedua Semeru pada 17.41 WIB menjadi yang terdahsyat. Kolom abu vulkaniknya menembus ketinggian 1,5 kilometer di atas puncak, menandakan energi yang terkandung dalam gunung berapi aktif ini. Letusan ini jelas menunjukkan potensi bahaya yang mengintai bagi masyarakat di sekitar Semeru.
3. Semeru Masih Berstatus Siaga
Meskipun letusan terjadi, status Semeru masih berada di Siaga atau Level III. Hal ini berarti aktivitas vulkanik masih tinggi dan masyarakat diimbau untuk selalu waspada. PVMBG terus memantau aktivitas Semeru dan akan meningkatkan status jika diperlukan.
4. Zona Merah Diperluas untuk Keselamatan Masyarakat
Zona merah di sekitar Semeru diperluas untuk melindungi masyarakat dari bahaya erupsi. Saat ini, zona merah meliputi sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak. Di luar zona merah, masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
5. Bahaya Lontaran Batu Pijar Mengancam Kawasan Puncak
Masyarakat di sekitar puncak Semeru diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah. Hal ini dikarenakan potensi bahaya lontaran batu pijar yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Bahaya ini tidak boleh diabaikan demi keselamatan.