Dr. Asik Surya, MPPM, Ketua Tim Kerja Arbovirus dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menjelaskan bahwa, “Penurunan kasus DBD tahun lalu tidak terlepas dari upaya intervensi yang dilakukan, seperti intervensi lingkungan, intervensi vektor, dan intervensi pada manusia, termasuk inovasi melalui vaksinasi.”
Kemudian Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, dalam doorstop bersama media menekankan mengenai pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pemangku kepentingan dalam memerangi DBD.
“Saya berharap bahwa melalui gerakan Langkah Bersama Cegah DBD, masyarakat akan semakin terlibat dalam upaya pencegahan dan mencapai target nol kematian akibat dengue pada tahun 2030,” ungkapnya.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus LSD Jelang Idul Adha DKPP Kota Surabaya Lakukan Vaksin Terhadap Hewan Ternak
Selain itu, drg. Sulvy Dwi Anggraeni, M. Kes., Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur, dan memakai obat nyamuk) dan mempertimbangkan vaksinasi sebagai langkah pencegahan yang efektif.
Di sisi lain, perwakilan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dan spesialis penyakit dalam dr. Dini Adityarini, SpA, dan dr. Adaninggar, Sp.PD, menyoroti pentingnya vaksinasi bagi anak-anak untuk mengurangi risiko keparahan penyakit dan kematian akibat DBD.
"Langkah Bersama Cegah DBD" di Surabaya merupakan bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan DBD.
Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan kampanye ini dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam memerangi DBD dan melindungi masyarakat Indonesia dari ancaman penyakit yang mematikan ini.