Anak Bangsa Bersatu Bangkitkan Perahu Ijon-Ijon, Kapal Tradisional Lamongan yang Menolak Punah!

- 14 Maret 2023, 15:00 WIB
Revitalisasi Perahu Ijon-Ijon akan Memperoleh Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Lamongan dan Stakeholder Terkait!
Revitalisasi Perahu Ijon-Ijon akan Memperoleh Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Lamongan dan Stakeholder Terkait! /Pemkab Lamongan/

ZONA SURABAYA RAYA - Perahu tradisional Ijon-Ijon yang terletak di Kabupaten Lamongan dianugerahi sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Nantinya Pemerintah Kabupaten Lamongan akan mendukung upaya revitalisasi terkait dengan pelestariian perahu Ijon-Ijon.

Lebih dalam lagi, upaya revitalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan nantinya juga akan berintergrasi dengan Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), dan SMK 3 Buduran lewat program matching fund penguatan budaya perkapalan tradisional.

Dua buah kapal dihasilkan lewat program tersebut yaitu kapal Putra Sunan Drajat (12,2 mx2x4 m) yang berkecepatan 14 knot.

Baca Juga: Penjual Rujak asal Probolinggo Pemenang Sayembara Umroh Anggota DPR RI ini akhirnya ke Tanah Suci

Kapal Putra Sunan Drajat ini merupakan karya dari mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).

Satu lagi adalah kapal Putri Mayang Madu (12,85 m x 4 m x 1,65 m) , berkecepatan 9 knot, dan merupakan karya dari siswa SMK 3 Buduran.

Baca Juga: 2 Moge Disita dari Rumah Crazy Rich Wahyu Kenzo 

Dua kapal tradisional yang difasilitasi dengan perlatan modern tersebut dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten Lamongan.

Harapannya dapat dioptimalkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari, utamanya bagi nelayan.

"Lamongan merupakan daerah yang memiliki wilayah laut luar biasa, panjang bibir pantai yang kita miliki mencapai 47 km sehingga sangat strategis untuk perkembangan perkapalan," ujar Abdul Rouf selaku Wakil Bupati Lamongan, mengutip laman resmi Pemprov Jatim, Selasa, 14 Maret 2023.

"Kita juga dianugerahi perahu tradisional yang berasal dari Desa Kandangsemangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, dimana perahu tersebut masih digunakan nelayan kita untuk mencari ikan," tuturnya.

"Untuk menjaga kelestarian peninggalan leluhur, kita perlu kolaborasi bersama bidang pendidikan, terutama yang berfokus dibidang perkapalan agar dapat terus menciptakan perahu kebanggaan kita," sambungnya.

Diketahui, bahwa perahu tradisional Ijon-Ijon kini mulai jarang keberadaannya karena tidak ada pembuatnya, diperparah dengan belum adanya industri yang memproduksi kapal berbahan kayu.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Tersangka Baru Berinisial RE Dalam Kasus Robot Trading ATG

Bahan baku kayu yang digunakan untuk membuat kapal, haruslah berasal dari jenis kayu yang tidak mudah lapuk dan tahan air sehingga membuat harganya menjadi lebih mahal.

Padahal perahu tradisional Ijon-Ijon memiliki beragam fungsi dari menangkap, menyimpan, menampung, mengangkut, hingga mendinginkan ikan hasil tangkapan.

Baca Juga: Mengapa Kejati Jatim Gencar Dirikan Rumah Restorative Justice? Ini Jawaban Kajati Mia Amiati

Sebagai tambahan informasi, warisan budaya tak benda dimengerti sebagi praktik, representasi, atau objek yang dianggap oleh UNESCO sebagai warisan budaya setempat.

Warisan budaya secara umum dikenal sebagai produk dan proses budaya yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Nantinya hal tersebut akan menjadi kekayaan budaya yang takjarang berwujud sebagai bangunan atau karya seni.

Namun juga terdapat warisan budaya tidak berwujud seperti tarian, drama, ketrampilan, ataupun musik.***

Editor: Rangga Putra

Sumber: Jatimprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x