Kasus Stunting di Jawa Timur Perlu Perhatian, Kabupaten Bangkalan Duduki Kawasan Tertinggi dengan Jumlah 38%

26 Januari 2023, 22:06 WIB
Ilustrasi anak penderita stunting /Ahmad Rayadie/

 

ZONA SURABAYA RAYA - Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang.

Anak yang mengalami stunting bisa berakibat mengalami gangguan pertumbuhan.

Gangguan pertumbuhan tersebut seperti terhambatnya tinggi badan anak.

Biasanya tubuh anak yang terkena stunting bakal terhambat dan lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Baca Juga: Asik Bermain Catur Seorang Pria Meninggal Mendadak Di Warung Kopi di Surabaya

Pada 2022 tercatat 23,5 persen balita di Provinsi Jawa Timur, mengalami stunting.

Dari jumlah itu, angka stunting tertinggi terdapat di Kabupaten Bangkalan yang mencapai 38,9 persen.

Jumlah tersebut berdasarkan data yang dilansir dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Sementara itu, terkait stunting Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk meningkatkan upaya penurunan angka stunting. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi protein hewani, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Baca Juga: Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya Dipenuhi Anak Stunting, Ada Apa?

Protein hewani mengandung zat gizi lengkap, mulai asam amino, vitamin dan mineral yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Masih dari data BKKBN, angka stunting di Kabupaten Pamekasan sebesar 38,7 persen, Bondowoso 37 persen, Lumajang 30,1 persen, dan Kabupaten Sumenep 29 persen.

Sedangkan Kota Surabaya prevalensi balita stunting mencapai 28,9 persen.

Besaran jumlah tersebut disusul Kota Mojokerto 27,4 persen, Malang dan Kota Malang masing-masing 25,7 persen, serta Nganjuk sebesar 25,3 persen.***

Editor: Timothy Lie

Tags

Terkini

Terpopuler