BMKG Ungkap Lagi Potensi Gempa Besar dan Tsunami 29 Meter di Selatan Jawa Timur: Setahun ini 450 Kali Gempa

19 Desember 2021, 11:48 WIB
Gempa Terkini BMKG Hari IIlustrasi Tsunami. BMKG Ingatkan Lagi Potensi Gempa Besar dan Tsunami 29 Meter di Selatan Jawa Timur: Setahun Sudah 450 Kali Gempani 14 Desember 2021, Gempa 7,5 SR di NTT Berpotensi Tsunami /Pexels @schaferle

 

 

ZONA SURABAYA RAYA- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan mengenai gempa besar di pantai selatan Jawa Timur (Jatim), yang berpotensi terjadi gelombang tsunami hingga 29 meter.

Peringatan BMKG ini tidak main-main. Apalagi terjadi peningkatan gempa di Jawa Timur. Dalam setahun saja, terjadi 450 kali gempa dalam setahun.

Jika nantinya gempa besar terjadi di selatan Jawa Timur, maka daya rusaknya sangat besar. Menurut BMKG hingga 200-250 kilometer dari bibir pantai.

"Skenario terburuk ada di selatan Jawa dengan skala VI VII MMI. Potensi kerusakannya luar biasa dan bisa menimbulkan tsunami sampai 29 meter," ungkap Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono dikutip ZonaSurabayaRaya.Com (Pikiran Rakyat Media Network), Minggu 19 Desember 2021, dari Antara.

Karena itu, BMKG mengingatkan harus ada penanganan dan persiapan sejak dini.

Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Lontarkan Guguran Awan Panas Setinggi 2.000 Meter di Atas Puncak, Lavanya juga Keluar

Menurutnya, potensi gempa tersebut akan menyebabkan kerusakan yang berdampak ke 200-250 kilometer dari bibir pantai dengan sumber gempa sudah ada di sana dengan magnitudo 7,0.

Termasuk di daratan juga ada, sehingga sudah harus bersiap dari sekarang.

Selama kurun lima tahun terakhir, BMKG mencatat aktivitas kegempaan di wilayah selatan Jatim tersebut mengalami peningkatan.

Berdasarkan catatan BMKG, sepanjang tahun 2013-2015, jumlah gempa bumi di Jatim dengan beragam magnitudo terjadi kurang dari 230 kali per tahun.

Akan tetapi pada 2016 hingga 2020, jumlah gempa bumi dengan beragam magnitudo meningkat menjadi lebih dari 450 kali setahun, dengan frekuensi tertinggi 655 kali yaitu pada 2016.

Mengenai gempa yang terjadi di Kabupaten Jember pada Kamis 16 Desember 2021, Rahmat mengatakan sebenarnya gempa bermagnitudo 5,1 itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami maupun kerusakan parah.

Baca Juga: Ilmuwan Inggris Sebut 2 Kali Vaksin Belum Cukup Tangkal Varian Omicron

Namun permasalahan ada pada struktur bangunan warga yang tidak kuat.

"Jadi ada yang salah kalau sampai ada kerusakan seperti ini. Nah, itu biasanya ada pada konstruksi runah warga yang tidak kokoh dan kuat, sehingga hal itu yang seharusnya diperbaiki," papar dia
saat mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja ke wilayah terdampak gempa di Kabupaten Jember, Sabtu.

Ia menjelaskan pemerintah berperan penting dalam menanggulangi hal-hal seperti itu dan berpendapat bahwa harus ada kebijakan ketat terkait pembangunan suatu bangunan.

Sebelumnya, gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,0 terjadi di wilayah selatan Jatim yang berpusat pada koordinat 8,55 derajat lintang selatan - 113,48 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah barat daya Kota Jember pada kedalaman 26 km, namun gempa itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Berdasarkan data BPBD Jember sedikitnya terdapat 46 unit rumah yang mengalami kerusakan yakni 34 unit mengalami rusak ringan, 11 unit mengalami rusak sedang, dan 1 unit mengalami rusak berat, kemudian 5 unit fasilitas umum berupa 4 sekolah dan 1 aula balai desa juga terdampak gempa tersebut.

Baca Juga: Facebook Resmi Luncurkan Gim Horizon Worlds, Pemain Bisa Bikin Dunia Sendiri, Begini Cara Main

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan pihaknya mengajak kepala daerah memperkuat mitigasi bencana menghadapi skenario buruk sesuai prediksi BMKG.

"Menurut BMKG sepanjang selatan Jawa Timur adalah daerah rawan gempa dan tsunami. Karenanya kepada pemeritah daerah saya ajak memperkuat mitigasi bencana dan menyiapkan rencana aksi dengan berbagai skenario," papar Khofifah melalui akun resmi instagramnya @khofifah.ip, Minggu 19 Desember 2021.

"Termasuk mempersiapkan masyarakat agar senantiasa siap siaga dan tangguh dalam menghadapi risiko bencana. Dengan begitu, dampak yang ditimbulkan bisa diminimalisir serta tidak ada istilah gagap jika sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami," lanjut Khofifah. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Instagram @khofifah.ip Antara

Tags

Terkini

Terpopuler