Network
ZONA SURABAYA RAYA - Anda mungkin telah akrab dengan Hari Perempuan Internasional, suatu perayaan yang diselenggarakan pada setiap tanggal 8 Maret untuk menghormati perjuangan dan pencapaian wanita di berbagai sektor.
Namun, apakah Anda mengetahui keberadaan Hari Pria Internasional? Perayaan ini diadakan pada setiap tanggal 19 November untuk mengapresiasi peran serta kontribusi pria dalam masyarakat, keluarga, dan lingkungan.
Hari Pria Internasional menjadi sebuah peristiwa tahunan dengan maksud untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan kesetaraan pria, sambil memberikan pengakuan dan perayaan terhadap prestasi mereka di berbagai bidang.
Baca Juga: Sejarah dan 5 Ucapan Boyfriend Day, Diperingati Setiap 2 Oktober, Hari Pacar Nasional?
Diperkenalkan oleh Dr. Jerome Teelucksingh pada tahun 1999, seorang dosen sejarah di University of the West Indies di Trinidad dan Tobago, perayaan ini telah menyebar ke lebih dari 60 negara, termasuk Indonesia.
Selanjutnya, artikel ini akan membahas Sejarah Hari Pria Internasional, melibatkan pembahasan mengenai tema dan tujuannya. Mari kita telaah bersama.
Sejarah Hari Pria Internasional
Sebelum tahun 1999, beberapa upaya telah dilakukan untuk membentuk Hari Pria Internasional di berbagai negara seperti Kanada, Prancis, AS, Kolombia, Rusia, dan Cina. Namun, seringkali usaha-usaha tersebut tidak mendapatkan dukungan yang meluas dan berlangsung hanya sebentar.
Dr. Jerome Teelucksingh, pada tahun 1999, mengambil inisiatif untuk menyelenggarakan Hari Pria Internasional pada tanggal 19 November, sebagai hari ulang tahun ayahnya. Ia mengajak para pria di Trinidad dan Tobago untuk merayakan pencapaian dan kontribusi mereka dalam masyarakat, keluarga, pernikahan, dan perawatan anak, sambil menyoroti diskriminasi dan tantangan yang dihadapi oleh pria. Tema yang diusulkan adalah "Making a Difference for Men and Boys."
Perayaan ini mendapat dukungan dari UNESCO, yang menyatakan bahwa ini adalah ide yang sangat baik dan akan memberikan beberapa kesetaraan gender. Dukungan juga datang dari berbagai organisasi pria, wanita, dan anak-anak di seluruh dunia, yang melihatnya sebagai kesempatan untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan.
