Langka, AS Kutuk Israel Atas Kekerasan di Palestina

- 23 Juni 2023, 15:00 WIB
 Ilustrasi - Kota Jenin di Tepi Barat, Palestina kembali diserbu. Menjadi oprasi Israel pertama kalinya sejak 2002, dimana pasukannya menyertakan Helikopter pada 19 Juni 2023
Ilustrasi - Kota Jenin di Tepi Barat, Palestina kembali diserbu. Menjadi oprasi Israel pertama kalinya sejak 2002, dimana pasukannya menyertakan Helikopter pada 19 Juni 2023 /Anadolu/

ZONA SURABAYA RAYA - Meningkatnya kekerasan di wilayah Tepi Barat, Palestina membuat pemerintah AS meradang pada Israel.

Dilansir dari Antaranews, 22 Juni 2023, melalui juru bicara luar negerinya, Vedant Patel, AS mengecam tindakan para pemukim ekstrimis yang sampai mengakibatkan jatuhnya korban masyarakat sipil Palestina.

Selain itu, AS juga mendesak pemerintah Israel agar mengambil tindakan guna menjatuhkan hukuman kepada pelaku kekerasan terhadap warga Palestina tersebut.

Bahkan Patel menyatakan bahwa pemerintah AS telah meminta pemerintah Israel agar membatalkan pembangunan 1000 permukiman baru di Tepi Barat.

Baca Juga: China Janji Bela Palestina, Rusia malah Bangun Perwakilan di Yerussalem?

Menurut Patel, pembangunan permukiman baru tersebut akan mengancam keberlangsungan solusi dua negara yang telah mendapat dukungan dari dunia internasional.

Lulusan Universitas Florida ini juga menyampaikan tekad pemerintah AS dalam membantu memulihkan keamanan di Tepi Barat.

Selama ini, AS memang dikenal sebagai pendukung utama Israel dalam konfliknya dengan Palestina.

AS seringkali beralasan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri apabila diserang.

Israel memang kerap menerima serangan roket-roket organisasi militer pembela kemerdekaan Palestina, Hamas yang menguasai jalur Gaza.

Baca Juga: Tak Mampu Kalahkan Palestina, Bagaimana dengan Timnas Indonesia vs Argentina? Ini Jawaban Shin Tae-yong

Sementara itu, Hamas menyatakan bahwa Israel adalah penjajah, sehingga cenderung menggunakan kekuatan bersenjata dalam melawan Israel.

Beberapa negara di barat seperti Inggris dan Australia telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris yang terlarang.

Sedangkan banyak pihak yang mengkritik penetapan Hamas sebagai teroris, karena mereka menilai bahwa Hamas sedang berjuang untuk kemerdekaan negerinya, sehingga tidak dapat disamakan dengan organisasi teroris semacam Al Qaeda.

Di Palestina sendiri selain Hamas, terdapat Fatah. Berbeda dengan dengan Hamas, Fatah cenderung lebih moderat dibandingkan dengan Hamas.

Fatah berkuasa di Tepi Barat, sehingga menjadi perwakilan resmi pemerintah Palestina dalam kegiatan-kegiatan internasional.

Baca Juga: FIFA Matchday, LINK LIVE STREAMING INDONESIA VS PALESTINA, Ayo Timnas Garuda Pasti Bisa!

Meskipun berbeda cara dalam berjuang, Fatah dan Hamas memiliki sikap yang sama yakni menentang penjajahan Israel atas Palestina.

Sebagai contoh pada tahun 2017 lalu, AS di bawah pemerintahan presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, sama-sama mendapatkan kecaman keras dari dua fraksi tersebut.

Mayoritas negara-negara dunia juga tidak mengikuti jejak Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah