ZONA SURABAYA RAYA - Seorang pria bernama Mayor Jendral Horatio Gordon Robley. Seorang kolektor yang sangat mencengangkan.
Bukan barang-barang antik dan klasik, bukan juga perangko atau benda-benda lazimnya, namun kepala manusia yang ia koleksi.
Perwira tentara Inggris yang bertugas di Selandia Baru selama perang tahun 1860an ini mengaku tertarik pada etnologi dan terpesona dengan seni tato sekaligus jadi ilustrator yang berbakat.
Oleh karena ketertarikannya pada seni tato dan menjadi ilustrator yang berbakat, akhirnya Robley pun menulis buku yang berjudul Maori Tattooing.
Baca Juga: Mayat Wanita Berusia 2200 Tahun Ditemukan Masih Utuh dan Berdarah
Buku yang ditulisnya tersebut diterbitkan pada 1896. Setelah ia kembali ke Inggris, ia memulai mengoleksi kepala bertato Maori. Waktu itu koleksi mokomokainya berjumlah 35 buah.
Koleksi Robley tersebut ternyata tidak lepas dari budaya Maori, yang ada sampai sekira abad ke 19.
Dalam kebudayaan Maori tersebut, tato jadi lambang status sosial yang tinggi. Akan tetapi, pada umumnya hanya pria lah yang menggambar tato pada wajahnya. Tato digambarkan pada wajah hingga memenuhi sisi wajahnya.
Sedangkan, wanita hanya ditato pada bibir dan dagu mereka. Tato moko berfungsi sebagai identifikasi hubungan antara individu dengan nenek moyang mereka.