Lantas saja tetangganya meminta karya perdananya, dan memberi saran kepada kedua pemuda tersebut agar memproduksinya lebih banyak lagi dan dijual.
“Akhirnya saya bersama Yosak berniat melakukan saran tersebut, dan awalnya saya mencoba menjual melalui platform pasar oline, dengan berbagai bentuk dan motif, selain itu kita juga menerima pemesanan sesuai yang diinginkan oleh pembeli,” tutur Erwin.
Ternyata usaha mereka berdua tidaklah semulus saat ini, bahkan saat itu mereka melakoni pekerjaan barunya tersebut sampai empat bulan masih tidak ada peminatnya.
Hingga pada akhirnya mereka berusaha melakukan segala cara untuk memasarkan hasil kerajinannya, siapa sangka ternyata dengan keuletannya usaha mereka pun membuahkan hasil.
“Ternyata ketika kita mengupload di berbagai platform pasar online, akhirnya ada yang berminat, dan membeli hasil kerajinan kita dengan harga yang cukup fantastis, akhirnya kita berinisiatif menyisihkan hasil penjualan kita untuk membeli peralatan yang agak bagus, seperti bor, gerinda, dan lain sebagainya,” ucapnya.
Bahkan hingga saat ini, hasil kerajinan mereka berdua pun sangat bervariasi. Dari miniatur bentuk Tajmahal, Menara eiffel, dan miniatur Colloseum.
Dengan harga yang tentunya juga bervariatif, dari kisaran harga Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta.
“Untuk harga, memang kita menyesuaikan sesuai tingkat kerumitannya saat membuat, selain itu untuk waktu pembuatannya pun juga dibilang cukup agak lama, seperti contohnya membuat miniatur masjid Taj mahal ini mas, kita membutuhkan waktu hampir dua hingga tiga minggu proses pembuatan,” bebernya.
Tak hanya itu, Erwin dan Yosak pun juga pernah mengalami kerugian yang cukup besar.