Pemuda Kota Probolinggo ini Dapat Cuan Jutaan Rupiah dari Luar Negeri, Kok Bisa? 

22 Desember 2022, 20:03 WIB
Pemuda Kota Probolinggo ini Dapat Cuan Jutaan Rupiah dari Luar Negeri, Kok Bisa?  /Ahmad Saifullah/

ZONA SURABAYA RAYA - Dua pemuda asal Kelurahan Wiroborang, Kota Probolinggo ini, dapat cuan dan berhasil tembus pasar internasional.

Dia hanya bermodalkan paralon bekas galian sumur, sehingga mendapat cuan besar kedua warga Probolinggo ini.

Di mana ide kreatif tersebut, hanya berawal dari coba – coba saat mengisi waktu senggang, dilokasi rumahnya di Kota Probolinggo.

Namun siapa sangka, ukiran ukiran tangan kreatifnya mampu menjadikan potongan paralon bekasnya menjadi sebuah lampion cantik. 

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Apresiasi Penyaluran CSR Bank Jatim

Yusak dan Erwin Andi Prastika, pemuda kreatif menjelaskan jika ide tersebut dia dapat ketika sedang menikmati seduhan kopi hitam di teras depan rumahnya.

Saat itu Erwin mencoba mengukir potongan sisa paralon bekas milik ayahnya yang tidak terpakai, yang kebetulan mang ayahnya berprofesi sebagai tukang gali sumur. 

“Dari situlah saya berpikir bagaimana caranya agar potongan pipa paralon yang begitu banyak ini, bisa bermanfaat, tidak hanya terlihat menumpuk menjadi barang yang tidak berguna, awalnya saya mengukir hanya dengan alat seadanya, seperti memakai silet cutter dan kompor sebagai pemanasnya,” terangnya. 

Alhasil ternyata ukiran pertamanya yang dia pamerkan itu, membuat tetangganya berminat dan sangat menyukai hasil kerajian tangannya. 

Baca Juga: Komitmen Berikan Pelayanan Terbaik UD Trucks Tutup Tahun 2022 dengan Serah Terima 32 Unit Quester Euro 5

Lantas saja tetangganya meminta karya perdananya, dan memberi saran kepada kedua pemuda tersebut agar memproduksinya lebih banyak lagi dan dijual. 

“Akhirnya saya bersama Yosak berniat melakukan saran tersebut, dan awalnya saya mencoba menjual melalui platform pasar oline, dengan berbagai bentuk dan motif, selain itu kita juga menerima pemesanan sesuai yang diinginkan oleh pembeli,” tutur Erwin. 

Ternyata usaha mereka berdua tidaklah semulus saat ini, bahkan saat itu mereka melakoni pekerjaan barunya tersebut sampai empat bulan masih tidak ada peminatnya. 

Hingga pada akhirnya mereka berusaha melakukan segala cara untuk memasarkan hasil kerajinannya, siapa sangka ternyata dengan keuletannya usaha mereka pun membuahkan hasil. 

“Ternyata ketika kita mengupload di berbagai platform pasar online, akhirnya ada yang berminat, dan membeli hasil kerajinan kita dengan harga yang cukup fantastis, akhirnya kita berinisiatif menyisihkan hasil penjualan kita untuk membeli peralatan yang agak bagus, seperti bor, gerinda, dan lain sebagainya,” ucapnya. 

Bahkan hingga saat ini, hasil kerajinan mereka berdua pun sangat bervariasi. Dari miniatur bentuk Tajmahal, Menara eiffel, dan miniatur Colloseum. 

Dengan harga yang tentunya juga bervariatif, dari kisaran harga Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta.

“Untuk harga, memang kita menyesuaikan sesuai tingkat kerumitannya saat membuat, selain itu untuk waktu pembuatannya pun juga dibilang cukup agak lama, seperti contohnya membuat miniatur masjid Taj mahal ini mas, kita membutuhkan waktu hampir dua hingga tiga minggu proses pembuatan,” bebernya. 

Tak hanya itu, Erwin dan Yosak pun juga pernah mengalami kerugian yang cukup besar.

Saat itu dirinya menerima pesanan dari salah satu masjid di wilayah Probolinggo, untuk membuat ukiran kaligrafi. Eh ternyata untuk ukiran tulisan arabnya ada yang tidak sesuai, hingga pada akhirnya mereka harus membuatkan baru lagi. 

“Ya kan memang jika tulisan arab memang harus benar – benar detail, salah sedikit saja kita harus membuat ulang, karena kesalahan itu, kita harus menelan kerugian hingga Rp950.000,” pungkas Erwin sebari menyeduh kopi hitamnya. 

Namun dari perjalanan karir mereka, erwin mengaku jika hasil karyanya yang mereka jual secara online.

Mereka juga sering menerima pesanan dari luar negeri, Seperti Brazil, Filipina, India, Bahkan Kanada. 

“Kalau untuk pesanan yang dari luar negeri juga kita mematok harga yang agak tinggi, karena kan biaya ongkos kirimnya juga agakl tinggi mas, bahkan pernah ketika menerima pesanan dari Amerika, ternyata saat proses pengiriman, kita terkendala dengan Powerbank, yang memang saat itu menjadi salah satu bagian lampionnya, ternyata di bandara, kita tidak bisa mengikut sertakan komponen tersebut,” tambahnya. 

Alhasil pesanan mereka pun di batalkan, oleh sebab itu mereka harus mengubah dan lebih merapikan lagi hasil karyanya.

Agar pesanan yang dari luar negeri dapat mereka kirim dengan baik, pada saat diterima oleh pemesan. 

“Alhamdulillah kini usaha kita sudah mulai banyak dikenal oleh masyarakat dan khalayak umum, bahkan kita mampu bangkit dari masa pandemi yang selama dua tahun silam melanda seluruh lapisan masyarakat, dengan bermodal sabar karena memang kita belum pasti mendapatkan uang, ya namanya usaha ya mas, pasti ada pasang surutnya, untuk saat ini kita sudah menggeluti usaha ini selama hampir tiga tahun,” tandasnya.***

Editor: Timothy Lie

Tags

Terkini

Terpopuler