Destinasi Wisata Rumah Abu Keluarga Han di Kota Surabaya, Kisah Tuan Tanah Penguasa Jawa Timur

- 12 Maret 2023, 09:17 WIB
Rumah Abu Keluarga Han di Jalan Karet, Kota Surabaya.
Rumah Abu Keluarga Han di Jalan Karet, Kota Surabaya. /surabaya.go.id/

ZONA SURABAYA RAYA - Yuk, mari kita ikuti sejarah singkat seputar destinasi wisata di Kota Surabaya yaitu Rumah Abu Keluarga Han yang masuk kategori cagar budaya.

Destinasi wisata dan cagar budaya Rumah Abu Han ini punya sejarah panjang pecinan di Kota Surabaya.

Tak hanya itu, Rumah Abu Keluarga Han sebagai cagar budaya ini juga menjadi saksi bagaimana kiprah orang-orang Tionghoa di Kota Surabaya tempo dulu.

Melansir laman resmi Pemkot Surabaya, yuk simak ulasan seputar destinasi wisata Rumah Abu Keluarga Han sebagai salah satu cagar budaya di Kota Pahlawan.

Baca Juga: Wisata Gunung Bromo Ditutup Total pada 22 Maret 2023, Catat Titik Penutupan dan Alasannya

Rumah Abu Keluarga Han

Menurut buku The Chinese Community of Surabaya: From its Origin to the 1930s Crisis, oleh Claudine Salmon (2009), Rumah Abu Keluarga Han (Tjho-tjue) terletak di Jalan Karet 72 Surabaya.

Jalan Karet ini dulu bernama Chineesche Voorstraat sebelum menjadi Jalan Petjinan Koelon.

Baca Juga: Dalam Rangka Menyambut Ramadhan, Mari Simak Resep Ayam Kapitan yang Cocok untuk Sahur dan Berbuka Puasa

Leluhur pertama keluarga Han yang tiba di Jawa adalah Han Siong Kong (1673-1743).

Dia tinggal dan bekerja di Lasem dan meninggal di Rajigwesi atau Bojonegoro. Lokasinya di Binangun, Lasem.

Konon ia terkubur secara ajaib karena anak-anaknya meninggalkan jenazahnya di tengah hutan saat mereka lari di tengah hujan lebat.

Han Siong Kong memiliki 5 putra dan 2 atau 4 orang putri.

Han Tjoe Kong dan Han Kien Kong tetap tinggal di Lasem, sedangkan tiga anak lainnya mengadu nasib di kota-kota di Jawa Timur lainnya.

Han Tjien Kong (1720-1776) tinggal di Besuki, kemudian masuk Islam dan dikenal dengan nama Suro Pranolo.

Baca Juga: Jadwal Event Wisata di Kota Surabaya bulan Maret 2023, Ada Teatrikal Perang di Tugu Pahlawan, lho!

Ia menjadi nakhoda 3 kapal besar Hendrik Breton sekaligus menjadi petugas pajak dan Kapolsek Panarukan.

Han Bwee Kong (1727-1778) tinggal di Surabaya dan sangat kaya hingga menjadi kepala orang Tionghoa.

Baca Juga: Tiket Wisata Surabaya, Museum 10 November Komplek Tugu Pahlawan, Mengenang Perjuangan Arek Suroboyo!

Han Bwee Kong dan istrinya meninggal dunia dan dimakamkan di Pasar Bong, Surabaya.

Sejak kota baru mulai memindahkan kuburan, anak-anaknya membangun krematorium ini pada tahun 1876 untuk menghormati leluhur mereka.

Keluarga Han dikenal sebagai penguasa Jawa Timur. Han Tjan Pit menjadi pemilik Besuki dan Panarukan.

Ia berhasil mengubah daerah dari daerah miskin menjadi daerah yang makmur. Karena itu, orang-orang di sana mencintainya.

Han Tik Ko menjadi tuan tanah di Probolinggo dan bertindak sebagai penguasa di sana atas nama Baba Tummggung.

Tapi dia tidak berhasil di Probolinggo, dan dia terbunuh dalam pemberontakan di sana pada tahun 1813.

Baca Juga: Tiket Wisata Surabaya, Ini 5 Museum di Kota Pahlawan yang bisa Dikunjungi secara Gratis!

Peristiwa ini menyebabkan keluarga Han mundur sebagai penguasa daerah dan fokus pada perdagangan yaitu padi, tebu, nila, jagung dan kelapa.

Mereka menguasai tanah di Surabaya (Manukan, Petunjungan), Sidoarjo (Ketapang, Tanggulangin), Malang (Lawang, Singasari) dan Pasuruan.

Baca Juga: Kolam Renang Jambangan Kini Disulap Jadi Wisata Alam Keluarga oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

Mereka juga berinvestasi dalam pacuan kuda di Singapura dan Malaysia.

Itulah informasi seputar destinasi wisata Rumah Abu Keluarga Han, salah satu cagar budaya di Kota Surabaya. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: surabaya.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x