Kisah Jembatan Gubeng Surabaya, Titian Bersejarah yang Kalah Pamor dengan Jembatan Merah

12 Maret 2023, 12:21 WIB
Jembatan Gubeng di Kota Surabaya pada malam hari. /surabaya.go.id/

ZONA SURABAYA RAYA - Yuk, mari kita kuliti tipis-tipis sejarah singkat seputar destinasi wisata di Kota Surabaya yaitu Jembatan Gubeng yang masuk kategori cagar budaya.

Banyak warga Surabaya yang hanya tahu Jembatan Merah, sebagai jembatan tertua di Kota Pahlawan.

Padahal, Jembatan Gubeng ini punya sejarah yang setara panjangnya dengan Jembatan Merah di Kota Surabaya.

Tak hanya itu, Jembatan Gubeng sebagai cagar budaya ini juga menjadi saksi bagaimana kiprah orang-orang Belanda di Kota Surabaya tempo dulu.

Baca Juga: Destinasi Wisata Rumah Abu Keluarga Han di Kota Surabaya, Kisah Tuan Tanah Penguasa Jawa Timur

Melansir laman resmi Pemkot Surabaya, yuk simak ulasan seputar destinasi wisata Jembatan Gubeng sebagai salah satu cagar budaya di Kota Pahlawan.

Jembatan Gubeng, karya klasik yang abadi

Jembatan Gubeng ini merupakan jembatan yang dirancang oleh Citroën Architects dan dibangun pada tahun 1924 oleh pembangunan Balai Kota (Stadhuis).

Baca Juga: Wisata Gunung Bromo Ditutup Total pada 22 Maret 2023, Catat Titik Penutupan dan Alasannya

Pembangunan Jembatan Gubeng dimaksudkan untuk mempermudah akses dari Gubeng ke Simpang, Ketabang dan Darmo.

Konstruksi salah satu jembatan tertua di Kota Surabaya satu ini adalam dalam struktur beton bertulang.

Sebelum dibangun, Jembatan Gubeng memiliki struktur yang sama dengan Jembatan Peneleh dan Jembatan Merah yaitu besi.

Jembatan baja ini dibangun bersamaan dengan Jembatan Peneleh dan Jembatan Merah, yaitu pada tahun 1890-an.

Menurut peta tahun 1866, di tempat ini (Gubeng), tidak ada jembatan yang menghubungkan Gubeng dan Ketabang.

Jembatan seperti yang kita lihat sekarang adalah karya Citroën. Dalam proyek ini, Citroën bekerja sama dengan para insinyur dari Publieke Werken (Pekerjaan Umum) Surabaya.

Baca Juga: Dalam Rangka Menyambut Ramadhan, Mari Simak Resep Ayam Kapitan yang Cocok untuk Sahur dan Berbuka Puasa

Ketika N.V. Nederlandsche Aanneming Maatschappij (NEDAM) menerapkan undang-undang ini pada tahun 1923.

Saat jembatan baru dibuka, namanya adalah Goebeng Brug (Jembatan Gubeng).

Baca Juga: Jadwal Event Wisata di Kota Surabaya bulan Maret 2023, Ada Teatrikal Perang di Tugu Pahlawan, lho!

Oleh karena itu, setelah pembangunan Balai Kota Surabaya tahun 1925, Akwa Gubeng siap menyambungkan daerah Gubeng dan Ketabang.

Kemudian, saat Balai Kota dibuka, pengunjung yang datang dari Stasiun Gubeng bisa melewati Kali Mas (Sungai Mas).

Itulah informasi seputar destinasi wisata Jembatan Gubeng, salah satu jembatan tertua di Kota Surabaya. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: surabaya.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler