Hore Siswa Miskin Bisa Masuk SD dan SMP Tanpa Pungutan, Instruksi Langsung dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

- 7 Februari 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi Siswa Sekolah
Ilustrasi Siswa Sekolah /Pexels/Agung Pandit Wiguna

 

ZONA SURABAYA RAYA - Kabar baik bagi siswa yang masuk dalam kategori dari keluarga miskin di Surabaya.

Kabar baik ini disampaikan langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat menggelar pertemuan bersama guru SD-SMP negeri dan swasta, di ruang kerja Kantor Balai Kota, pada Senin 6 Februari 2023.

Di mana pada pertemuan tersebut Wali Kota Surabaya Eei Cahyadi selain memberikan pengarahan melalui zoom kepada para guru, untuk bersikap adil kepada muridnya, dirinya juga menyampaikan kabar gembira.

Pada pertemuan itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan 5 poin penting yang perlu diperhatikan.

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Ceritakan Perjuangan Santri Warisan KH Hasyim Asyari Jelang Satu Abad NU

Lima poin tersebut yakni:

1. Agar para guru tidak melakukan penarikan uang kepada siswa kurang mampu. Baik itu penarikan uang untuk seragam, buku, dan sebagainya.  

2. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tak ingin ada lagi guru yang tidak bersikap adil kepada murid-muridnya.

3. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta sekolah lebih selektif, ketika akan memberikan bantuan kepada siswa tidak mampu.

4. Apabila ada sekolah swasta yang tidak berkenan menerima siswa tidak mampu, maka bisa menyerahkannya kepada pemkot, kemudian ditampung di sekolah negeri.

5. Setiap sekolah wajib menerima 5 persen siswa tidak mampu sesuai dengan peraturan Undang-undang.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Gelar Operasi Ketertiban, Wali Kota Eri Cahyadi Tegaskan Tak Ada Gangster

Lebih Lanjut Eri Cahyadi mengatakan bahwa seleksi siswa tidak mampu harus berdasarkan data warga miskin yang dimiliki oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

Dirinya juga menghimbau jika ada orang yang mengatakan tidak mampu di luar data pemkot, maka tolong sampaikan kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) untuk dicek bersama Dinas Sosial (Dinsos).

“Agar tahu, orang yang meminta bantuan itu, kategori mampu atau tidak mampu,” tutur Wali Kota Surabaya.

Tak hanya itu, orang nomor satu di Pemkot Suranaya ini juga mewanti-wanti kepada para guru, jangan sampai terjadi salah sasaran ketika membantu siswa. “Karena data warga miskin dan pra miskin itu semua ada di Dinsos,” kata Eri Cahyadi.

Dirinya juga menekankan, kalau sudah dikatakan gratis untuk keluarga miskin, maka harus sesuai.

Agar siswa tidak mampu itu mendapatkan hak-haknya seperti halnya siswa yang mampu.

Maka dari itu Eri Cahyadi berharap para guru bisa mengajarkan rasa welas asih (empati) kepada murid-muridnya.

Tujuannya adalah, untuk meningkatkan rasa kepedulian dan gotong-royong terhadap sesama, untuk membantu siswa yang miskin. 

Dalam kesempatan itu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga menceritakan mengenai masa kecilnya ketika masih duduk di bangku SMP.

Kala itu, teman sekelasnya ada yang tidak bisa membeli tas, karena keterbatasan biaya.

“Tasnya lusuh dan sudah waktunya ganti baru,” kata Eri Cahyadi.

Karena jal itu, Eri Cahyadi mendapat nasihat dari gurunya, agar membantu temannya itu.

Bahkan gurunya meminta Eri untuk tidak membeli tas terlalu mahal, agar sama rata dengan dengan teman sekelasnya. 

“Guru sekolah loh itu yang ngomong, sampai hari ini beliau masih hidup. Beliau menasehati, beli 2 tas tapi jangan mahal-mahal berikan ke temanmu satu. Nah pertanyaannya, apakah ada guru saat ini yang seperti beliau?,” tutur Eri Cahyadi. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan imbauan wali kota akan disampaikan kepada seluruh guru SD-SMP negeri maupun swasta.

Yusuf memastikan, tidak ada lagi perbedaan laku antara siswa miskin dan non miskin.

Mengenai pungutan terhadap siswa, Yusuf memastikan, sekolah negeri dan swasta tidak akan ada lagi penarikan berupa apapun.

Sesuai dengan amanat wali kota, para siswa harus dilakukan setara baik itu di negeri maupun swasta. 

“Akan kami sampaikan ke sekolah negeri dan swasta, jangan sampai ada tarikan-tarikan (pungutan uang), dan memperlakukan siswa secara adil sesuai haknya,” kata Yusuf. 

Yusuf menambahkan, dalam waktu dekat segera melakukan pengecekan ke lapangan untuk memastikan siswa yang layak dibantu.

Hal itu dilakukan guna mengantisipasi kalau ada yang mengaku-aku miskin.

Jangan sampai, ternyata punya mobil, tapi ngaku miskin.

“Makannya nanti kami dibantu bersama Dinsos, kecamatan, dan kelurahan,” tutup Yusuf.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: surabaya.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x