Dolly Tak Mati, Bisnis Prostitusi Masih Subur di Kota Surabaya

- 7 Juni 2021, 07:24 WIB
Bisnis Prostitusi Masih Subur di Kota Surabaya
Bisnis Prostitusi Masih Subur di Kota Surabaya /Zona Surabaya Raya/Ist

Untuk tempat atau lokasi kencan, LD mengaku ada tamu yang mengajak ke hotel atau di tempat milik tamu, bahkan di kamar yang disewakan di lokasi Dolly.

Untuk pembayaran kamar sudah dilakukan oleh muncikari dari harga transaksi yang sudah disepakati dengan tamu.

Untuk razia oleh aparat, kata LD, biasanya hanya dilakukan pada hari atau momen tertentu. Misalnya saat menjelang puasa Ramadhan, 17 Agustus, atau Idul Adha.

"Kalau hari-hari biasa, gak ada (razia)," ujarnya.

Terkait kondisi kesehatan para PSK, LD mengaku tidak ada kontrol dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya seperti saat Dolly masih belum ditutup.

"Kalau dulu ada (cek kesehatan oleh Dinkes). Kalau sekarang atas dasar kesadaran anaknya sendiri. Kalau mau sehat ya ke dokter sendiri, kalau gak ya sudah, gak ada yang nasehati. Kan kita gak ada bos," bebernya.

Para PSK di Dolly saat ini juga tidak ada yang bekerja formal. Mereka tinggal di kost dan hanya bekerja malam hari sebagai PSK.

"Kalau siang hanya di kost. Nyaris tanpa pekerjaan. Hanya mengandalkan kenalan dan dapat telepon dari kenalan. Karena kebanyakan kalau siang muncikarinya kerja normal. Ada yang ke bangunan atau kemana. Kalau malam aja cari pendapatan sampingan," ujar LD.

Mengenai kehidupan sosial di Dolly yang beroperasi secara terselubung pasca ditutup, LD mengaku tidak ada masalah.

"Saya bilang kelebihan orang kampung sana. Karena kebanyakan orang sana itu diam, asal anak (PSK) itu gak resek, tidak berbuat apa-apa, gak mau tau orangnya. Kita banyak menghasilkan di kampung situ. Contohnya kayak laundry, jualan makan karena anak-anak (para PSK) beli di orang kampung situ. Jadi kalau sekedar laki-laki dan perempuan masuk kamar itu sudah biasa," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Julian Romadhon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah