Network
Prabowo vs Anies
Monica menyebut ada dua dasar yang diamati dari kondisi Prabowo di debat capres. Yakni, feeling (rasa, persepsi) dan thinking (gagasan), bagaimana korelasi antara pernyataan verbal dan non verbalnya (Yang terlihat dalam mimik wajah, bahasa tubuh, dan suara).
Namun, dengan mempertimbangkan riwayat kondisi kesehatan Prabowo, analisa terhadap ekspresi wajah melalui pergerakan mikro otot-otot wajah menjadi kurang akurat, sehingga boleh diabaikan.
Meski begitu, untuk mengetahui kondisi emosional, Monica berhasil menganalisa melalui suara dan gaya verbal yang digunakan.
Hasilnya, intonasi dan nada bicara sangat menggambarkan kondisi emosional Prabowo. Menurut Monica hal itu salah satunya terlihat saat Prabowo merespon pertanyaan Anies Baswedan mengenai perasaannya terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023.
Baca Juga: Ogah Komentari Debat Presiden Pertama, Gibran Rakabuming Raka Lagi-Lagi Lempar Penilaian ke Rakyat
Anies menyebut putusan MK yang memuluskan jalan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi sebagai cawapres itu cacat.
Alasan Anies, karena melibatkan pelanggaran etika berat Anwar Usman, sebagaimana putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) pada 7 November 2023.
“Sebagai contoh, Prabowo menggunakan suara bawah untuk merespon ketika Anies menanyakan perihal perasaannya terhadap putusan MK. Beliau mengatakan ‘Mas Anies... Mas Anies..' juga dengan respon suara ke Ganjar ‘come on mas Ganjar’ kemudian ‘sorry ye.. sorry ye..’ hal ini mengindikasikan keterlibatan emosi kemarahan yang dalam,” terang Monica.
Monica melanjutkan dalam debat capres juga terlihat beberapa gaya “gemoy” Prabowo yang seringkali muncul secara spontan. Menurutnya, ini terlihat sebagai mekanisme penanganan emosi yang lebih baik.
