Menteri Luhut Bertemu Menteri Luar Negeri China: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Dikebut, Namun Ada Isu Masalah

25 April 2024, 19:03 WIB
Kereta cepat Whoosh saat melintas di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. /Instagram: @740aerialvideography

ZONA SURABAYA RAYA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, baru-baru ini melakukan pertemuan penting dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.

Pertemuan ini menjadi sorotan karena membahas percepatan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Dalam Pertemuan ke-4 High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI-RRT di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Luhut menyampaikan harapannya agar China Development Bank (CDB) dan China Railway terus memberikan dukungan finansial dan teknologi untuk proyek tersebut.

Baca Juga: Rencana Proyek Jalur Kereta Cepat ke Surabaya Digeber Pemerintah, Menko Marves Bentuk Tim Khusus!

"Saya harap Pemerintah Tiongkok, China Development Bank (CDB), dan China Railway terus memberikan atensi prioritas dan dukungan finansial, serta pengalihan teknologi pengoperasian KCJB," ujar Luhut dalam keterangan resmi, Jumat 19 April 2024.

Luhut juga mengusulkan pembentukan joint task force untuk mempercepat proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Namun, di tengah optimisme tersebut, ada sejumlah masalah yang perlu diperhatikan.

Ketua Forum Transportasi Angkutan Jalan dan Kereta Api Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Aditya Dwi Laksana, menyatakan bahwa pemerintah perlu berhati-hati.

Berikut beberapa masalah yang muncul terkait proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan oleh China:

Baca Juga: Ini Lho 4 Perbedaan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dan Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh, Nggak Cuma Speed!

1. Persaingan China Vs Jepang: Sebelum China mendapatkan proyek ini, Jepang juga menawarkan proposal. Meskipun lebih murah, proposal Jepang menuntut jaminan dan subsidi dari pemerintah Indonesia. Akhirnya, China memenangkan persaingan ini.

2. Ingkar Janji Tak Pakai APBN: Proyek ini sejatinya dijanjikan tidak akan menggunakan APBN, tetapi pemerintah mengalokasikan dana dari APBN untuk proyek tersebut.

3. Biaya Bengkak: Biaya proyek meningkat drastis dari perkiraan awal, dan terdapat perbedaan dalam perhitungan biaya antara pihak China dan Indonesia.

4. Proyek Serampangan: Pembangunan proyek dianggap serampangan dan mengabaikan aspek keselamatan. Beberapa pembangunan dilakukan tanpa izin dan mengancam keselamatan pengguna jalan.

5. Molor dan Jadwal Operasional Mundur: Jadwal proyek terganggu oleh pandemi COVID-19 dan pembangunan sempat dihentikan.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir Terbang ke China Bahas Proyek Kereta Cepat Bandung-Surabaya

6. Lama Balik Modal: Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai balik modal proyek diperkirakan sangat lama.

Dengan sejumlah masalah yang muncul, proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya menjadi sorotan dan perlu pengawasan yang ketat agar dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: Kemenko Marves

Tags

Terkini

Terpopuler