ZONA SURABAYA RAYA - AT-1K Raybolt adalah rudal anti-tank guided missile (ATGM) generasi ketiga portabel buatan Korea Selatan yang diproduksi oleh LIG Nex1 dan bakal menjadi milik Indonesia melalui perusahaan Republikorp.
Rudal ini memiliki kemampuan tembak-dan-lupakan dengan menggunakan pencari gambar inframerah dan dilengkapi dengan hulu ledak tandem untuk mengalahkan perlindungan reaktif ledak.
Raybolt memiliki mode serangan atas dan serangan langsung. Ini adalah rudal anti-tank pertama yang diproduksi oleh Korea Selatan dan memasuki produksi massal pada bulan Juni 2017.
Raybolt diposisikan oleh produsennya sebagai pesaing sejajar dengan rudal FGM-148 Javelin Amerika dan rudal Spike-MR Israel.
Raybolt pertama kali dipamerkan secara publik pada pameran Indodefence 2014 dan pameran IDEX 2015.
Pengembangan
Uji sertifikasi kualitas pertahanan AT-1K Raybolt pada Mei 2017. Pengembangan rudal ini dimulai pada tahun 2007 dan berlangsung dengan serius pada tahun 2010, karena rudal anti-tank Korea Selatan yang sudah ada mencapai akhir masa pakai 25 tahun mereka.
Prioritas LIG Nex1 selama pengembangan adalah kinerja kelas dunia, bobot, daya saing ekspor melalui lokalitas komponen inti, efisiensi biaya, dan kehandalan.
Pengembangan ini tidak berjalan mulus, dan selama lima tahun pertama terjadi beberapa kegagalan dalam "Uji Penerbangan Tertahan." Dalam retrospeksi tentang pengembangan Raybolt, seorang insinyur menilai tantangan terbesarnya adalah jaminan kualitas.
Pada 30 Mei 2017, Raybolt berhasil menyelesaikan uji sertifikasi kualitas yang diorganisir oleh Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA).
Raybolt dikembangkan untuk menggantikan senjata anti-tank usang, seperti meriam recoilless dan rudal TOW.
Rudal TOW buatan Korea Selatan pada tahun 1970-an tidak dilengkapi dengan hulu ledak tandem dan tidak dapat menghancurkan tank Korea Utara modern yang dilengkapi dengan perlindungan reaktif ledak.
Baca Juga: Keunggulan, Spesifikasi dan Kemampuan Rudal ATACMS yang Diklaim Mampu Mengubah Jalannya Perang!
Raybolt diproduksi oleh LIG Nex1 bekerja sama dengan Pengembangan Pertahanan Korea Selatan di bawah pengawasan DAPA. Sekitar 95% dari Raybolt dibuat di Korea Selatan.
Raybolt menjalani evaluasi uji sukses di Arab Saudi pada Desember 2013 dan Januari 2014. Kontrak Raybolt diperkirakan bernilai 1 triliun won hingga tahun 2023.
Komponen AT-1K Raybolt
Salah satu fitur paling mencolok dari Raybolt adalah pencari inframerah berbasis gambar yang memberikan kemampuan tembak-dan-lupakan.
Ini juga dilengkapi dengan hulu ledak tandem dan mode serangan langsung serta serangan atas. Raybolt menggunakan propelan tanpa asap dan dapat ditembakkan dari dalam bangunan.
Rudal Raybolt dan Unit Observasi dan Peluncuran (OLU) dapat dipasang di kendaraan atau dibawa oleh dua orang. Ada juga pembahasan untuk memasang Raybolt di helikopter.
OLU memiliki kemampuan siang/malam melalui bidikan termal. Rudal ini menggunakan peluncuran lembut untuk keluar dari laras sebelum mengaktifkan motor penerbangan utama.
Sistem Raybolt memiliki berat sekitar 20 kg, yang produsennya gambarkan sebagai lebih ringan daripada pesaingnya.
Baca Juga: 7 Rudal Pembawa Maut milik Indonesia yang bikin Dunia Bergidik hanya Mendengar Namanya Saja!
Jangkauan Raybolt adalah 2,5 atau 3 km. Hulu ledak tandem Raybolt dapat menembus hingga 900 mm RHA di luar perlindungan reaktif ledak, yang dijelaskan sebagai "kinerja yang sangat baik" oleh DAPA.
Selain itu, rudal ini dapat dibawa oleh awak dua orang atau dipasang di kendaraan. Tentara Korea Selatan menggunakan versi anti-tank dari Kendaraan Taktis Ringan (LTV) Kia Motors 4×4 yang disebut K-153C.
Atap LTV K-153C dilengkapi dengan menara peluncur dengan dua rudal siap tembak dan empat rudal tambahan yang dibawa di dalam kendaraan.
Platform Peluncuran
- Peluncur portabel
- Pengangkut ATGM K153C1 4×4
- Kendaraan Anti-Tank Scorpion Rotem KW2
Spesifikasi Rudal ATGM AT-1K Raybolt
Kemampuan Rudal ATGM AT-1K Raybolt
Jarak Tembak Jauh: Raybolt memiliki jangkauan tembak maksimum sekitar 2.500 hingga 3.000 meter.
Kemampuan tembak dari jarak jauh ini memungkinkan operasi yang aman dan efektif untuk menghancurkan target-tank tanpa harus mendekati mereka secara berbahaya.
Baca Juga: Mencekam, Dua Hari Perang Israel VS Palestina Ribuan Korban Menangis di Bawah Serangan Rudal
Panduan Inframerah: Rudal ini menggunakan panduan inframerah dengan kemampuan tembak-dan-lupakan.
Ini berarti bahwa setelah diluncurkan, Raybolt mampu secara otomatis melacak targetnya tanpa perlu intervensi operator. Ini menjadikannya sangat efisien dalam penggunaan pertempuran.
Hulu Ledak HEAT: Raybolt menggunakan hulu ledak HEAT (High Explosive Anti-Tank).
Ini jenis hulu ledak yang dirancang khusus untuk menembus perlindungan tank yang kuat, termasuk perlindungan reaktif ledak.
Dengan hulu ledak ini, Raybolt dapat menghancurkan tank yang dilengkapi dengan berbagai lapisan pertahanan.
Kecepatan Tinggi: Raybolt memiliki kecepatan tinggi, mencapai sekitar 2.082 kilometer per jam atau setara dengan Mach 1.7.
Ini memungkinkan rudal ini untuk mencapai target dengan cepat dan meningkatkan peluangnya untuk mengenai sasaran dengan akurat.
Baca Juga: Korut Nekat Luncurkan Rudal, Rakyat Korsel Siaga Perang, Bagaimana Sikap KBRI Seoul?
Penggunaan AT-1K Raybolt:
Sebagai contoh, dalam konflik di Yaman, pasukan yang didukung oleh Arab Saudi menggunakan Raybolt untuk melawan pemberontak Houthi.
Dalam situasi ini, Raybolt terbukti sangat efektif dalam menghadapi tank dan kendaraan tempur musuh yang memiliki perlindungan reaktif ledak.
Dengan jangkauan tembak yang baik dan kemampuan hulu ledak HEAT, Raybolt mampu menghancurkan target dengan efisien, sehingga memberikan keunggulan bagi pasukan yang menggunakannya dalam medan pertempuran.
Kemampuan Raybolt menjadikannya alat yang kuat dalam pertahanan dan serangan anti-tank, membantu pasukan militer untuk mengatasi ancaman dari kendaraan lapis baja yang kuat.
Itulah informasi seputar spesifikasi dan kemampuan Rudal ATGM AT-1K Raybolt yang diakuisisi oleh Indonesia melalui Republikorp. ***
Jangan lewatkan artikel terkait BERITA PERTAHANAN atau konten menarik lainnya dari penulis Rangga Putra.