Santri dan Kyai Meninggal di Mushola dan Masjid saat Hadiri 1 Abad NU, PBNU: Banyak Kejadian di Luar Nalar

8 Februari 2023, 23:18 WIB
Waseksen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan bersama Panitia 1 Abad NU di Sidiarjo /Zona Surabaya Raya/Ali Mahfud

ZONA SURABAYA RAYA- Jamaah yang meninggal dunia saat peringatan 1 Abad NU (Nahdlatul Ulama) di Sidoarjo bertambah menjadi dua orang.

Yang bikin haru, jamaah 1 Abad NU yang meninggal dunia itu santri asal Jombang dan kyai dari Singaraja, Bali.

Meski meninggal dunia di lokasi berbeda, namun santri dan kyai itu menghembuskan nafas terakhirnya di tempat ibadah, yakni di mushola dan masjid.

Waseksen Pengurus Besar Nahlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan membenarkan santri dan kyai yang meninggal saat peringatan 1 Abad NU di Sidoarjo tersebut. Namun dia membantah jika keduanya meninggal akibat berdesak-desakan.

Baca Juga: Usai Dihadiri Presiden Jokowi, 5 Bedug Besar 1 Abad NU Hilang Misterius dari Gelora Delta Sidoarjo

"Saya sudah investigasi. Bukan satu yang meninggal, tapi dua orang. Pertama anak IPNU dari Jombang. Anak ini dari kecil memiliki riwayat sakit jantung," jelas Rahmat Hidayat di Sidoarjo, Rabu, 8 Februari 2023.

Anak IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) Jombang yang dimaksud adalah Imam Suhowardi, warga Dusun Mojogeneng, Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.

Remaja kelahiran 1 Januari 2001 itu, menurut Rahmat Hidayat, meninggal di sebuah mushola di daerah Tanggulangin, Sidoarjo.

Usai menghadiri resepsi puncak 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo, korban mampir ke rumah saudaranya di Kecamatan Tanggulangin.

Baca Juga: VIRAL, Bocah Difabel Lantunkan Sholawat Asyghil yang Bikin Merinding di 1 Abad NU, Presiden Jokowi Terkesima

Di sana, dia menunaikan sholat dhuhur di sebuah mushola. Setelah salam, korban tiba-tiba merasakan sakit dan tumbang.

Ia sempat dilarikan ke Klinik Umum dan Bersalin Tanggulangin, namun nyawanya tak tertolong.

"Sebenarnya sudah dilarang datang ke sini (acara 1 abad NU di Sidoarjo, red), karena orang tuanya tahu ada riwayat sakit," kata Rahmat yang juga Wakil Ketua Panitia 1 Abad NU.

"Anak ini tetap datang, kemudian pulang mampir ke Tanggulangin ke rumah pamannya. Kemudian sholat dhuhur di Musholla dan meninggal di sana," lanjutnya.

Baca Juga: Angkat Bicara di 1 Abad NU, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar: Hentikan Perdebatan Siapa Anaknya NU

Sedang jamaah kedua yang meninggal dunia diketahui KH Abdul Hamid, pengasuh Ponpes Al Khairat, Mumbul, Singaraja, Bali.

Ia meninggal dunia saat sholat di masjid dalam perjalanan dari Bali ke Sidoarjo.

Kemudian kyai tersebut dimakamkan di Desa Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo.

Menurut Rahmat, korban juga memiliki riwayat sakit jantung. Jadi, bukan karena berdesak-desakan.

"Yang satu meninggal di musholla, yang satu di masjid. Saya nggak tahu, apakah ini menunjukkan NU benar-benar keramat atau bagaimana," cetus dia.

Baca Juga: Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tak Terlihat di Puncak 1 Abad NU, Ada Apa? Padahal Keluarga Gus Dur Hadir

Ia menambahkan sebenarnya dari PBNU sudah berkali-kali mengingatkan, kalau ada yang sakit atau kurang sehat, jangan datang ke acara.

"Kenapa menyampaikan seperti itu, karena acara ini sangat panjang. Tentu akan berat bagi yang dalam kondisi sakit," ungkapnya.

Terlebih lagi, jamaah yang datang ke acara 1 Abad NU di Sidoarjo mencapai 4 juta orang.

Semula, kata Rahmat, panitia memprediksi yang datang sekitar 1,3 juta. Namun ternyata lebih besar.

"Saya tidak bicara apologi ya. Memang selama 24 jam nonstop, banyak kejadian di luar nalar kami," cetus Rahmat. ***

Editor: Ali Mahfud

Tags

Terkini

Terpopuler