Relasi Antara Patriarki dan Toxic Maskulin Pada Pria, Bagaimana Cara Menyembuhkannya?

16 Februari 2023, 18:05 WIB
Relasi Antara Patriarki dan Toxic Maskulin Pada Pria, Bagaimana Cara Menyembuhkannya? /Unsplash/Freepick

 

ZONA SURABAYA RAYABudaya Patriarki yang sudah ada sejak zaman buyut kita, agak nya punya dampak yang kurang baik di kehidupan sekarang.

 

Atau mungkin dampak dari Patriarki sudah terasa sejak lama, namun masyarakat belum aware terhadap dampak tersebut.

Patriarki merupakan sebuah sistem sosial dimana laki-laki mempertahankan mayoritas kekuasaan dalam hal politik, sosial, dan kegiatan bermasyarakat lainnya.

Patriarki pun juga mengacu pada ideologi yang mencoba untuk membenarkan ketidaksetaraan gender antar laki-laki dan perempuan, yang membuat kecenderungan laki-laki untuk memimpin dan perempuan harus tunduk.

Baca Juga: Terpilih Ketua PSSI 2023-2027, Erick Thohir: Kemenangan itu Ketika Sistem Sepak Bola Indonesia Bersih

Budaya Patriarki ini sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Patriarki dapat kamu temukan di lingkungan rumah, kerja, teman dekat, dan bahkan di hubungan asmara. Contohnya hanya laki-laki yang dianggap sebagai kepala keluarga, laki-laki mendominasi kepemerintahan sedangkan perempuan hanya berkutat dirumah untuk merawat anak-anaknya.

Dalam Patriarki, sifat feminim dianggap kurang berharga, sementara jika memiliki sifat yang Maskulin akan dipandang lebih berharga, dan membuat laki-laki memiliki banyak hak istimewa.

Namun, keyakinan tersebut tanpa sadar berkontribusi melahirkan toxic Maskulin. Toxic Maskulin merupakan sebuah konsep yang melibatkan perilaku dan keyakinan yang memperkuat superioritas laki-laki. Hal tersebut memiliki dampak negatif untuk laki-laki.

Salah satu dampaknya adalah dapat mengganggu kesehatan mental laki-laki. Karena laki-laki dituntut untuk Mandiri secara mental, finansial, dan sosial. Selain itu, untuk tetap dianggap tangguh, kebanyakan dari mereka menutupi rasa sedih, susah atau apapun rasa yang dianggap feminim. Hal ini memberi banyak tekanan yang cukup berat.

Baca Juga: Gelandang Manchester United Ungkap  Raphael Varane dan Casemiro adalah Kunci MU Menghadapi Barcelona

Tekanan tersebut merusak mental health dari laki-laki, dan punya dampak yang cukup berbahaya seperti, penyalahgunaan zat terlarang, temperamental atau agresif, kekerasan terhadap perempuan, dan bunuh diri.

Lalu bagaimana caranya agar laki-laki dapat mengobati toxic Maskulin yang merupakan dampak dari budaya Patriarki?

1. Menemani dan mengedukasi bahwa apa yang mereka (laki-laki) anggap tentang perasaan yang mengarah ke ‘feminim’ bukanlah suatu hal yang memalukan atau menghancurkan harga dirinya sebagai laki-laki.

2. Laki-laki harus mulai belajar mengembangkan diri dengan cara yang sehat. Disadari atau tidak, toxic Maskulin ini menghambat laki-laki untuk berkembang dengan baik.

3. Mulai belajar untuk memahami dan memberi ruang untuk mengekspresikan rasa dengan tepat. Toxic Maskulin memaksa laki-laki untuk gak memberi perhatian kepada ekspresi – ekspresi yang dianggap lemah

4. Melakukan terapi atau coaching agar laki-laki bisa Terlepas dari toxic Maskulin. Dengan melakukan terapi atau coaching, laki-laki dapat menemukan titik nyaman untuk mengeksplorasi rasa dan ketidakpastian mereka, sehingga diharapkan dapat memberi mereka lingkungan yang mampu menerima mereka seapa adanya. ***

Editor: Timothy Lie

Sumber: Arcadiancounseling.com

Tags

Terkini

Terpopuler