Bagaimana Galau dalam Pandangan Islam? Begini kata Gus Kautsar

7 Agustus 2023, 11:32 WIB
Bagaimana Galau dalam Pandangan Islam? Begini kata Gus Kautsar /ANTARA/

ZONA SURABAYA RAYA – Pada azaman ini, tidak sedikit pemuda-pemudi yang pernah merakan perasaan galau. Pikiran dan hati yang seperti dalam keadaan kacau ini berhasil merambat pada golongan anak muda.

Dalam sebuah Majelis Subuh Gen-ZI bertajuk “Merdeka dari Galau” di Masjid Akbar Surabaya, Gus Kautsar atau Kh. Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar salah satu Ulama muda dari Kediri mengatakan bahwa galau dalam islam itu tidak ada.

"Galau itu dilarang dalam Islam dengan dua solusi, yakni sabar dan syukur. Apa yang disebut galau sebenarnya adalah sebuah solusi, karena bisa mendekatkan kita untuk mencari Tuhan," ujarnya di MAS, pada Minggu, 6 Agustus 2023.

Ia juga menilai bahwa perasaan galau itu sendiri merupakan garis tangan dari tuhan. Sehingga perasaan galau itu bisa mengingatkan kepada diri kita bahwa Allah lah yang berkendak atas apa yang sudak menimpa kita.

Baca Juga: Ringkasan Perjalanan Hidup Gus Dur, Sang Intelektual dan Ulama Kontroversial

"Oleh karena itu, Islam benar-benar tidak rumit karena semuanya atas kehendak Allah untuk tujuan yang indah yaitu untuk memahami semua yang terjadi, untuk memaafkan semua orang. Jika semuanya kembali kepada Allah, ini akan membuka semua jalan untuk penyelesaian," tutur Gus Kautsar.

"Semuanya indah, jika gagal, jangan membenci, jangan menyalahkan, jangan mencari kambing hitam, tapi muhasabah," sambungnya.

Baca Juga: PKB Bakal Gelar Haul Gus Dur, KH Said Aqil Siroj hingga Alwi Shihab bakal Mengisi Haul

Lebih lanjut Gus Kautsar telah mengutip sebuah pernyataan dari Imam Syafi’I, "Kalau ingin baik ya ikuti orang-orang dulu, seperti Imam Syafi'i. Kalau ikut orang-orang masa kini justru bisa nggak baik," kata ulama muda itu.

Dalam pandangan Imam Syafi’i, apapun masalah yang menimpa itu dibiarkan saja berlalu dengan membawa masalahnya, jangan terlalu meratapi masalah yang datang, sebab sebuah masalah itu akan berakhir, dari itu semua kita dapat belajar rela dan sabar.

"Imam Syafi'i juga mengajarkan muhasabah kalau menghadapi masalah. Masalah itu merupakan bagian atau jatah dari kehidupan. Kalau sudah jatah untuk kita, dihindari juga nggak mungkin.

Kalau bukan jatah kita, dicari juga nggak datang. Yang penting, tetaplah menjadi orang baik, karena masalah itu menunjukkan bahwa manusia itu lemah. Kalau menggugat Allah justru panjang hisabnya," tambahnya.

Gus Kautsar juga menyampaikan bahwa menurut Imam Syafi'i, muhasabah diajarkan ketika menghadapi masalah. Dia mengatakan bahwa masalah adalah bagian atau jatah dari kehidupan.

Jika sudah menjadi jatah kita, maka dihindari juga tidak mungkin. Dan jika bukan jatah kita, maka dicari juga tidak datang.

Baca Juga: Berdzikir Sambil Main Handphone, Benarkah Diperbolehkan dalam Islam?

Gus Kautsar menekankan bahwa yang penting adalah tetap menjadi orang baik, karena masalah menunjukkan bahwa manusia itu lemah.

Dia juga menyampaikan bahwa jika seseorang menggugat Allah, maka panjang hisabnya.***

Editor: Rangga Putra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler